9/19/10

Cukupkah?

Saya menyesal telah mengenal anda. Jika begini rasa sakitnya, lebih baik saya tidak pernah bertemu anda. Tahukah anda? Saya percaya anda. Setiap suku kata yang anda katakan pada saya, setiap pesan singkat yang anda kirim untuk saya, saya percaya semuanya nyata. Saya percaya pada anda yang saya pikir tak akan pernah menyakiti saya. Saya percaya anda bukan pembohong. Tapi, tahukah anda? Itu dulu, bukan sekarang.

Kenangan. Segala sesuatu yang pernah saya lewati bersama anda adalah kenangan paling menyakitkan yang saya punya. Dulu anda pernah menjadi seseorang yang begitu berharga bagi saya. Dulu anda pernah menemani hari-hari saya yang membosankan menjadi indah. Dulu anda pernah menjadi orang yang saya pikir dapat menjadi tempat bersandar akan penat yang saya rasakan. Tapi itu dulu, bukan sekarang.

Saya merasa bodoh. Itu terlihat jelas. Tentu saja karena telah mempercayai anda. Jika anda menganggap anda juga bodoh, berarti saya orang bodoh yang dengan bodohnya mempercayai orang bodoh. Saya tidak menyalahkan anda yang tidak bisa mempertahankan atau apapun namanya. Tapi saya protes terhadap kebohongan anda. Bisakah anda berkata jujur pada saya, meski itu menyakitkan? Toh ini juga sudah sangat menyakitkan. Sekalian saja semua yang menyakitkan itu saya ketahui. Dan kalau saja anda mengatakan hal yang sebenarnya dari dulu, mungkin tidak sesakit ini rasanya karena saya sudah terlalu percaya pada anda.

Anda tidak bisa menjelaskan? Aneh. Biasanya anda berbicara tidak berhenti di hadapan saya. Biasanya anda tidak mau kalah jika berdebat dengan saya. Sekarang, kenapa anda menyerah? Kenapa anda tidak bisa menjelaskan? Sudah saya bilang, biarpun menyakitkan tapi saya perlu tahu.

Tapi saya terlalu lama menunggu penjelasan anda. Kalau anda tidak berkata tidak dan tidak menjelaskan apapun, tentu saja saya beranggapan bahwa semua yang saya pikirkan tentang anda yang sekarang ini adalah benar.

Tahukah anda? Sejak saya mengetahui kenyataan itu, saya bukan saya yang dulu. Sekarang, saya tidak percaya sama sekali pada semua yang pernah anda katakan kepada saya dulu, tidak satu hal pun. Bagaimana saya bisa percaya? Sedangkan, anda sudah berbohong pada satu hal. bagaimana saya percaya bahwa hal lainnya tidak merupakan kebohongan? Tidak, saya tidak percaya.

Saya belum bisa memaafkan anda sepenuhnya. Saya tidak tahu kapan sampai saya dapat memaafkan dengan tulus. Karena sepertinya luka ini sudah begitu dalam. Sulit mengobatinya. Saya sudah merenung. Memikirkan apa yang harus saya lakukan. Ya, saya sudah mengambil keputusan. Saya ingin menjauh dari anda. Saya ingin menganggap anda orang asing, mungkin seperti teman-teman facebook yang kadang friend request-nya saya confirm tapi tidak pernah berhubungan sama sekali, seperti wall to wall atau saling mengomentari status. Anda sekarang sama dengan orang pernah saya temui, tapi tidak saya kenal. Anda sama seperti orang yang saya tahu namanya, tapi tidak yang lain-lainnya.

Sekarang anda punya kehidupan yang baru. Jangan kira saya tidak mendoakan kehidupan anda yang baru. Saya malah berharap anda akan baik-baik saja. Seperti yang dulu pernah saya katakan. Saya gampang sekali membenci orang, namun dengan gampang melupakan kebencian saya. Tapi itu tidak sama halnya dengan saya memaafkan orang tersebut. Kebencian saya ke anda sudah agak mereda. Saya masih membenci anda tapi tidak sama seperti pertama kali saya membenci anda.

Cukupkah begini? Cukup jelaskah semua yang saya ceritakan disini? Karena saya pikir anda pasti baik-baik saja tanpa saya. Dan saya akan mencoba untuk baik-baik saja tanpa anda. Cukup rasa bersalah anda. Karena saya rasa itu tidak perlu untuk saya. Cukup biarkan saya sendiri. Saya ingin menenangkan diri, mengosongkan semua kenangan tentang anda dan kembali membangun hidup yang baru. Saya tidak yakin bisa melupakan anda. Tapi, saya yakin saya bisa berusaha untuk itu. Toh selama ini banyak hal yang saya tidak bisa, sekarang sudah jadi bisa. Semoga saja tentang anda pun begitu.

Saya harap anda juga begitu. Saya harap anda tidak mengingat-ingat kenangan dulu itu. Toh tidak ada gunanya lagi. Apalagi kalau mengingatnya bahkan menambah rasa bersalah anda. Sudahlah, jalani saja hidup anda yang sekarang. Dan yang terakhir, jaga diri anda baik-baik.

Liburan Kali Ini

Sudah cukup lama saya tidak posting. Udah berbulan-bulan, itu dikarenakan …
HOLIDAY! Ini tuh liburan kuliah paling lama yang saya alami. Lama banget rasanya, dua bulan lebih. Biasanya libur kuliah itu bentar banget. Paling lama dua minggu. Mana bisa puas kangen-kangenan dengan keluarga kalau cuma selama itu. Tapi liburan kali ini benar-benar beda. Puas banget nganggur di rumah. Hihi :p

Liburan kali ini, saya benar-benar pengen menenangkan otak yang kayaknya kok jadi stres mulu ya kalo mikirin kuliah. Ampun deh >.<

Selain kuliah, ada juga beberapa hal yang buat saya sakit kepala. Waduh, nggak enak banget deh. Jadi liburan ini benar-benar jadi obat atas segala penyakit jiwa (walah :p) saya. Nggak apa-apa deh saya nggak jadi ngambil semester pendek (SP) tahun ini. Karena saya merasa sama sekali nggak rugi, soalnya bisa mengalami liburan yang menyenangkan ini.

Kalau orang-orang pada bilang liburan banyak ini membuatnya bosan, saya sebaliknya. Menyenangkan dan tenang banget di rumah. Tidak ada yang bisa mengalahkan kenyamanan dan ketenangan di rumah. Tapi sebenarnya apa aja sih yang saya lakukan selama liburan?

1. Berkumpul bersama keluarga tercinta

Nah, dari Padang, saya pulang bersama mama. Sebelumnya mama ke padang karena ada suatu urusan. Kemudian, kami pulang bareng ke Pekanbaru, jemput adik saya yang lagi liburan disana. Keluarga mama rata-rata di Pekanbaru sih. Lusa, adik dan mama saya pulang ke Rengat, tempat tinggal kami, dikarenakan adik saya masa harus daftar ulang (kelas 3 SMA). Saya yang merasa masih letih memutuskan untuk masih di Pekanbaru saja, di rumah tante. Di Pekanbaru, saya bertemu sepupu-sepupu saya yang lucu-lucu. Apalagi kalau udah berantemnya. Ih, waww! Kayak perang dunia kali ya. Ribut banget. Haha :D .. Selain itu, saya juga berperan jadi kayak pengasuh sepupu saya yang kira-kira umur tiga tahunan. Lucu, ganteng dan imut, tapi sayangnya bandel banget, capek banget kalau main sama dia, maklum aja cowok. Jadi permainannya juga cowok. Hahaha.

Saya di Pekanbaru selama kira-kira seminggu. Selama seminggu, saya juga jalan-jalan bersama teman-teman SMA yang lagi ada disana. kemudian pulang deh ke rumah saya di Rengat kota bersejarah. Senang banget pas nyampe rumah. Di rumah itu nggak pernah habis ide deh mau ngapain. Selalu aja ada kegiatan. Liatin mama masak juga buat kue (sambil bantu dikit-dikit, apa yang saya bisa :p), nonton TV bareng keluarga (biasanya serial korea, news, dan film-film yang diputar di TV), olahraga, makan bareng keluarga, nemenin mama kemana aja, nonton VCD bersama adik perempuan saya, ngobrol ama papa (biasanya soal IT), metik gitar nggak jelas, recording bareng adik (ini nggak sempurna mulu recordingnya,apalagi duet pas adik saya nyanyi dan saya yang main gitarnya. Pas kami dengerin, jelek banget. Haha), dan banyak hal menarik yang saya lakukan di rumah. Intinya, sama sekali nggak ada rasa bosan di rumah. Malah, masih ngerasa kurang lama liburnya. Walah. Haha.

2. Keliling Rengat bareng teman-teman SMA

Sebenarnya nggak ramai-ramai banget sih. Tapi tetap aja asik. Setiap ketemu teman SMA lainnya di jalan, berhenti dulu, ngobrol dulu, terus lanjut lagi jalan. Habisnya, udah lama banget nggak ketemu mereka sih. Ujung-ujungnya, lebih lama menghabiskan waktu ngobrol, daripada jalannya :D

3. Bubar (Buka puasa bareng)
Selama di Rengat cuma bubar dua kali ama teman-teman sih. Beda banget ama adik saya. Tiap hari, pergi bubar mulu. Nggak tau deh bubar ama siapa aja. Wajar sih, anak SMA. Kalo saya, dua kali bubar itu aja, udah susah payah ngaturnya.
Bubar yang pertama : bersama anak-anak six angels.
Harusnya berenam, tapi ya mau gimana lagi, yang bisanya Cuma berempat. Daripada enggak, ya nggak apa-apalah. Jadi yang ikut Cuma saya, Rika, Yani, dan Icha. Sementara, Dinda dan Uci nggak bisa ikut karena da beberapa halangan. Asik banget ngobrol bareng mereka.

Bubar yang kedua : bersama keluarga XII IPA 1 08/09 Smansa Rengat
Ini yang perencanannya udah lama banget. Jauh sebelum libur, saya dan teman-teman saya udah merencanakannya. Untung aja berhasil dilaksanakan. Yang susahnya itu pas minta dananya. Soalnya mereka banyak yang pulang ke Rengat beberapa jam sebelum acara bubarnya. Tapi, akhirnya semuanya berjalan lancar. Seru, asik, dan menyenangkan banget ketemu dengan mereka, juga beserta wali kelas kami. Selain makan dan minumnya, yang seru itu pas narsis-narsisannya. Tiap ada beberapa orang yang foto-foto, langsung deh dikejar ama yang lain. Heboh banget. Hehe. ini salah satu fotonya.



fotonya nggak begitu bagus, maklum kamera HP. tapi orang-orangnya tetep keren-keren kok :)

Dan akhirnya sampailah saya disini lagi, kota Padang. Berat banget rasanya disini, harus berjuang sendirian, tanpa ada mama, papa, dan adik saya di samping saya. Tapi, ya inilah tantangan yang harus harus saya hadapi. Doakan semoga saya kuat bertahan disini dan wisuda tepat waktu ya, teman-teman :D
Sekarang waktunya kuliah kembali. Semangat!   