12/22/10

Kamu itu....


Kata mereka, kamu itu begini
Kata yang lain, kami itu memang seperti itu
Kata dia, kamu itu begitu
Dan kataku, kamu itu istimewa
jika sang hujan mampu sampaikan,
aku ingin ia katakan padamu
begitu berarti dan terindahnya kehadiranmu dalam hidupku
kamu itu anugerah yang tak terkira
yang menghapus segala kekelaman
layaknya kesejukan hujan yang turun setelah mendung
kamu itu berharga untukku
membuat aku merasakan betapa baiknya Tuhan padaku
Ia mengirimkan engkau,
yang mengubah segala sesuatunya bagiku
yang memberi cahaya di dalam gelap ku
kamu itu apa adanya
dan kamu itu selalu ajaib bagiku



Selalu kamu yang saya pikirkan akhir-akhir ini. Sebenarnya tidak harus begini. Masih banyak hal lain yang harus saya pikirkan selain kamu. Tapi entah mengapa, disela-sela kerumitan jadi mahasiswi ini, kamu selalu terlintas disini, di benak saya. Tidakkah kamu berpikir kamu itu ajaib?

Banyak hal yang saya dengar akhir-akhir ini. Tentang orang itulah, tentang orang inilah, bahkan juga tentang kamu. Tidak banyak yang saya ketahui tentang kamu. Saya hanya mendengar dari sana dan sini. Mengetahui tentang kamu saja, saya belum bisa banyak. Terlebih lagi menyelami pikiran kamu. Kamu itu misterius.

Kamu itu terkesan hadir begitu saja dan terkesan mudah sekali untuk memasuki hati ini. Kamu tidak berkata hal-hal yang indah, kamu tidak berlaku manis, kamu tidak melebihi-lebihkan, kamu tidak seperti itu semua. Tetapi, kenapa kamu bisa mencapai kesini? Ke dalam rongga hati yang dulu tak berisi.

Dan sekarang… biarkan saya menjaga kamu d hati ini. Apapun nanti yang terjadi, biarlah terjadi. Kamu telah menjadi seseorang yang menjadi bagian dalam hidup saya.

12/2/10

Menikmatinya...

Saat ini, saya orang yang cukup menikmati kesendirian. Buat saya, sendiri itu menyenangkan, seru dan indah. Saat sedang sendirian, saya merasa lebih nyaman dan bisa merenung, baik introspeksi maupun memecahkan suatu masalah. Sering ada yang nanya,”Emang apa enaknya makan sendiri di kamar kos?”. Dan saya cuma bisa bilang, saya nggak suka aja makan dilihatin orang. Hehe :)

Tapi, tidak selalu saya menyukai kesendirian. Kalau pergi kemana-mana, saya lebih memilih tidak sendirian. Habis, saya mau ngomong ama siapa? Ama tembok apa? Karena, sebenarnya saya itu orang yang nggak bisa berhenti ngomong, kalau udah nemu orang yang pas. Saya menyadari hal itu dan terkadang kayaknya teman-teman saya pada repot kalau penyakit saya mulai kumat, yaitu ngajak pergi mereka mendadak. Habis, saya terkadang nggak merencanain mau pergi kemana gitu. Kalau lagi pengen makan di luar, semua temen saya ajakin. Meskipun pada akhirnya mereka udah punya agenda masing-masing. Akhirnya, ya kayak biasa. Bawa makan ke kos dan makan di kamar sendirian. Ini udah jadi kebiasaan saya sejak jadi mahasiswa.

Sebelum jadi mahasiswa, saya jarang banget ngelakuin sesuatu hal sendirian, kecuali hal-hal yang emang harus saya kerjakan sendirian tentunya, kayak tugas sekolah dan ujian. Kalau butuh sesuatu, biasanya saya minta temenin mama atau adik saya. Pergi sendirian buat saya, enggak banget deh. Mending nggak pergi, daripada perginya sendirian, begitu motto saya dulu :)

Tapi, itu dulu toh. Sekarang saya banyak banget melakukan sesuatu hal sendirian. Ternyata, sendirian itu asik juga loh. Hmm.. Gimana kalau sendirian, dlm artian ‘jomblo’? Ini juga yang sedang alami. Saya lagi ‘jojoba’ (jomblo-jomblo bahagia) dan tergabung dalam komunitas ‘ijolumut’ (ikatan jomblo lucu dan imut). Ini pertama kali dalam seumur hidup saya merasakan bahwa ternyata nggak punya pacar itu juga menyenangkan loh. Why?

Ada yang bilang, dua-duanya sama-sama nggak enak. Karena semua ada enak dan nggak enaknya toh. Tapi, buat saya, sekarang emang lagi enaknya sendirian. Saya udah bisa menikmati kesendirian yang kayak gini. Jauh beda banget ama saya yang dulu. Dulu, kalau nggak punya cowok, rasanya kayak sayur tanpa garam.

Alhasil, jadilah maksa-maksain buat jadian. Apalagi kalau denger sahabat-sahabat saya baru jadian. Sampai sekarang pun saya masih sering ditanyain,”Sekarang lagi ama siapa, Fan?” Dan kebanyakan dari mereka nggak percaya kalau saya bilang nggak ada. ckckck :)

Maksa-maksain buat punya pacar itu emang gimana sih? Hmm.. Gini loh. Misalnya saya lagi deket ama seseorang atau beberapa orang. Nah, orang-orang itu saya pancing-pancing buat ngungkapin perasaannya. Saya tanya-tanyain, “Kamu itu nganggap saya sebagai apa sih?” atau mulai perhatian dan gombalin dia. Haha. Saya banget itu. Meskipun maksa banget kan >.<

Ujung-ujungnya, umur jadiannya cuma seumur jagung. Sampe sebulan aja udah syukur banget deh. Hehe. Kisah saya yang terakhir juga masih terekam dari otak saya, meskipun berharap melupakannya. Saat hubungan kami udah berakhir, saya jadi bener-bener ngerasa sendiri. Yang dipikiran saya adalah siapa lagi yang khawatir ama saya disini? Siapa lagi yang selalu berusaha ada buat saya disini? Siapa lagi tempat saya ngeluh? Siapa lagi tempat saya manja-manjaan? Yup, dulu, cuma dia yang bisa begitu. 

Tapi, sekarang toh saya masih bisa hidup. Dan akhirnya saya menyadari, sendiri itu banyak gunanya loh. Contoh nyatanya aja, saya bisa lebih fokus kuliah dan lagi berusaha lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, sendiri itu adalah waktu disaat saya bisa lebih fokus terhadap hal-hal yang saya anggap penting, introspeksi, dan mempersiapkan diri untuk menjalin hubungan yang bener-bener serius.

Saya udah bosen menjalin hubungan yang tanpa arah dan tujuan. Sekarang saya lagi mendoakan agar Tuhan membuat saya peka terhadap kehendak-Nya dan menunjukkan orang yang telah Ia siapkan untuk saya. Jangan sampai saya jatuh pada kesalahan yang sama lagi. Eh, eh, tapi bukan untuk sekarang loh saya pengen seriusnya. Sekarang masih banyak hal yang perlu saya benahi untuk masa depan saya. Saya masih pengen banyak-banyak berteman dulu. Jadi, biar nantinya saya bisa semakin dewasa dan semakin mengerti apa yang Tuhan kehendaki buat saya. Sekarang saya mau menikmati kesendirian dulu ah. Sendiri itu menyenangkan loh :)

11/19/10

Akhirnya....

Kayaknya di Indonesia nggak ada lagi yang namanya musim kemarau. Tinggal musim penghujan yang mengisi hari-hari. Pagi, siang, sore, malam, bahkan kadang dini hari aja udah hujan. Mau ke kampus, datang hujan. Mau ada kegiatan lain, hujan tiba. Saya emang nggak bosan-bosannya dengan hujan. Meskipun saya nggak suka kehujanan. Yang saya suka sensasi hujan, beda dan indah. Mungkin orang-orang pada bosan dengar cerita kecintaan saya tentang hujan, tapi ya mau gimana lagi. Saya-nya nggak bosan –bosan sih 

Biasanya saya udah kebal dengan yang namanya kehujanan. Basah kuyup, udah jadi makanan sehari-hari akhir-akhir ini. Banyak orang yang bilang saya harus waspada supaya nggak kehujanan, entar sakit. Tapi, ya namanya saya yang sedikit nggak mau dengar apa kata orang, paling saya cuma jawab,”Tenang. Udah kebal kok.” Dan itu benar loh. Sekali dua kali kehujanan nggak jadi masalah sama saya. Paling cuma sakit kepala dikit doank. Namun ternyata….

Akhirnya saya jatuh sakit juga. Badan kedinginan, suhu tubuh meningkat, lidah mati rasa, kepala sakit, flu, semuanya campur aduk. Tapi, saya tetap bangga kok sama sistem imun tubuh saya. Sejak awal masuk semester baru ini, saya banyak sekali kehujanan. Namun, dua bulan kemudian, saya baru jatuh sakit. Hebat kan? 

Demam di rantau itu nggak enak, nggak ada untungnya. Kalau di rumah, demam terkadang jadi keuntungan. Biasanya, mama bakal mengabulkan apa saja permintaan saya kalau sedang sakit (udah kayak om jin aja :P). Asik kan? Itu enaknya berada dekat dengan keluarga. Tapi kalau jauh gini? Huh. Kebanyakan anak kos pasti ngerasa nggak enak banget kalau sedang sakit. Yang ada di pikiran adalah, pulang ke rumah, rumah, dan rumah. Seperti yang saya rasakan. Yang kepikiran cuma mama, mama, dan mama. Hehehe .

Saya nggak bilang, nggak ada yang peduli sama saya disini. Gini-gini, banyak yang ngomelin saya gara-gara nggak mau minum obat. Tapi, saya tetap pada pendirian saya dari dulu. “Entar juga sembuh sendiri.” Saya percaya, istirahat yang cukup adalah obat yang paling manjur. Kayaknya akhir-akhir ini saya cukup banyak beraktifitas. Tapi, saya masih bisa bersyukur kok atas mereka yang udah merhatiin dan peduli sama saya.

Kadang saya banding-bandingin, sakit saat punya seseorang yang spesial dengan sakit saat lagi sendiri. Sakit saat nggak sendiri itu masih ada nyenenginnya. Ada yang khawatirin, ada yang maksa-maksa buat berobat ke dokter, beliin obat, dan nganterin makanan. Saya jadi malu ketika sadar, saya manja banget pas lagi sakit. Tapi, wajar toh. Namanya aja orang sakit 

Sekarang saya lebih mandiri. Meskipun ada sih yang nawarin bantu apa aja yang saya inginkan. Tapi, enggaklah. Saya nggak mau ngerepotin lagi. Saya mau istirahat saja sejenak. Lelah, letih. Saya ingin mencoba mengosongkan pikiran saya sejenak, dari kuliah, laporan praktikum, dan juga dia yang tidak saya mengerti hingga sekarang. Saya akan mencoba benar-benar meliburkan pikiran dan juga fisik saya. Sakit itu nggak enak banget kan? Jadi doakan saya cepat sembuh ya 

10/6/10

Tahukah kamu?

Saya itu bingung, meragukan apa yang saya rasa. Berulang kali saya bertanya pada diri ini? Kamu nggak sih orang yang Tuhan sediakan buat saya? Atau dia? Atau orang lain lagi? Seandainya saya mengerti apa yang Tuhan kehendaki. Pasti saya bisa menjauhi perasaan-perasaan yang saya rasakan hanya sesaat saja. Saya percaya. Semua yang terjadi di dunia ini, selalu punya maksud tertentu. Saya ada disini karena alasan yang tidak saya mengerti sekarang, tapi mungkin beberapa waktu kemudian baru akan saya ketahui artinya. Begitu pula dengan semua rasa yang pernah saya alami hingga hari ini. Saya percaya, semua ada alasannya.

Rasa sakit, rasa sedih, rasa sendiri, saya pernah mengalami semua itu. Awalnya sulit untuk kembali hidup seperti biasa lagi. Tapi toh lama kelamaan saya sudah terbiasa merasakan semua rasa itu. Buktinya saya bisa bangkit dan hidup baik-baik saja hingga detik ini. Kemudian, rasa bahagia, rasa jatuh cinta, rasa diperhatikan, rasa dimanja, rasa dimengerti, semuanya juga pernah saya alami. Semua rasa itu membuat saya belajar untuk mensyukuri segala sesuatu yang telah saya alami. Betapa indahnya dunia yang berisi campuran dari rasa-rasa itu.

Dan kamu. Kamu yang membuat saya merasa hidup kembali. Loh? Bukannya dulu saya juga hidup toh. Tapi, bukan hidup yang seperti dulu maksudnya. sekarang saya merasa lebih baik lagi. Saya merasa lega dan lebih bahagia. Setiap hari saya berdoa, jika kamu memang yang Tuhan kehendaki untuk saya, tolong jaga perasaan ini dan dekatkan saya dan kamu dalam hal apapun. Namun, jika bukan kamu orangnya, tolong jauhkan saya dan kamu sejauh-jauhnya. Dan apa yang terjadi? Beberapa hari ini banyak hal yang mengejutkan terjadi. Bertemu kamu dimana saja, tidak pernah direncanakan. Apa ini kehendak Tuhan? Atau Tuhan ingin saya lebih bijaksana dalam berpikir dan bertindak? Agar tidak asal-asalan mengambil keputusan berdasarkan satu hal saja?

Kamu itu seperti air putih, penghapus dahaga. Saat saya sedang letih, ingat kamu saja sudah membuat saya tersenyum. Dan tahukah kamu? Memikirkan dan merindukan kamu, sudah menjadi kebiasaan bagi saya. Rasa sesak ini, rasa kehilangan sesuatu, sering kali saya rasakan saat kamu tidak ada disini. Tahukah kamu? Saya takut mengharapkan kamu. Karena apa? Tentu saja karena takut merasa sakit lagi. Saya pengecut? Tentu saja tidak. Buktinya saya berani kok memikirkan dan merindukan kamu. Saya tidak mau menghindar dari apa yang rasakan karena kamu. Tapi tetap saja, saya manusia. Saya sudah capek merasa sakit.

Akhir-akhir ini, saya rasanya mau menyerah saja. Tapi, kok tidak bisa ya? Apa karena saya orang yang tercipta tidak gampang menyerah? Ah, entahlah. Ya sudah, tetap saja begini. Saya akan tetap menjalani hidup saya apa adanya, bukan ada apanya. Tentu saja dengan kamu yang secara perlahan-lahan masuk menjadi bagian hidup saja. Lihat sajalah. Saya mencoba untuk mengerti apa yang dikehendaki Tuhan. Jika bukan kamu yang Ia kehendaki, saya rela. Dan jika benar-benar kamu, saya akan menerimanya dengan senang hati. Percayalah, Tuhan selalu beri yang terbaik bagi umat-Nya 

9/19/10

Cukupkah?

Saya menyesal telah mengenal anda. Jika begini rasa sakitnya, lebih baik saya tidak pernah bertemu anda. Tahukah anda? Saya percaya anda. Setiap suku kata yang anda katakan pada saya, setiap pesan singkat yang anda kirim untuk saya, saya percaya semuanya nyata. Saya percaya pada anda yang saya pikir tak akan pernah menyakiti saya. Saya percaya anda bukan pembohong. Tapi, tahukah anda? Itu dulu, bukan sekarang.

Kenangan. Segala sesuatu yang pernah saya lewati bersama anda adalah kenangan paling menyakitkan yang saya punya. Dulu anda pernah menjadi seseorang yang begitu berharga bagi saya. Dulu anda pernah menemani hari-hari saya yang membosankan menjadi indah. Dulu anda pernah menjadi orang yang saya pikir dapat menjadi tempat bersandar akan penat yang saya rasakan. Tapi itu dulu, bukan sekarang.

Saya merasa bodoh. Itu terlihat jelas. Tentu saja karena telah mempercayai anda. Jika anda menganggap anda juga bodoh, berarti saya orang bodoh yang dengan bodohnya mempercayai orang bodoh. Saya tidak menyalahkan anda yang tidak bisa mempertahankan atau apapun namanya. Tapi saya protes terhadap kebohongan anda. Bisakah anda berkata jujur pada saya, meski itu menyakitkan? Toh ini juga sudah sangat menyakitkan. Sekalian saja semua yang menyakitkan itu saya ketahui. Dan kalau saja anda mengatakan hal yang sebenarnya dari dulu, mungkin tidak sesakit ini rasanya karena saya sudah terlalu percaya pada anda.

Anda tidak bisa menjelaskan? Aneh. Biasanya anda berbicara tidak berhenti di hadapan saya. Biasanya anda tidak mau kalah jika berdebat dengan saya. Sekarang, kenapa anda menyerah? Kenapa anda tidak bisa menjelaskan? Sudah saya bilang, biarpun menyakitkan tapi saya perlu tahu.

Tapi saya terlalu lama menunggu penjelasan anda. Kalau anda tidak berkata tidak dan tidak menjelaskan apapun, tentu saja saya beranggapan bahwa semua yang saya pikirkan tentang anda yang sekarang ini adalah benar.

Tahukah anda? Sejak saya mengetahui kenyataan itu, saya bukan saya yang dulu. Sekarang, saya tidak percaya sama sekali pada semua yang pernah anda katakan kepada saya dulu, tidak satu hal pun. Bagaimana saya bisa percaya? Sedangkan, anda sudah berbohong pada satu hal. bagaimana saya percaya bahwa hal lainnya tidak merupakan kebohongan? Tidak, saya tidak percaya.

Saya belum bisa memaafkan anda sepenuhnya. Saya tidak tahu kapan sampai saya dapat memaafkan dengan tulus. Karena sepertinya luka ini sudah begitu dalam. Sulit mengobatinya. Saya sudah merenung. Memikirkan apa yang harus saya lakukan. Ya, saya sudah mengambil keputusan. Saya ingin menjauh dari anda. Saya ingin menganggap anda orang asing, mungkin seperti teman-teman facebook yang kadang friend request-nya saya confirm tapi tidak pernah berhubungan sama sekali, seperti wall to wall atau saling mengomentari status. Anda sekarang sama dengan orang pernah saya temui, tapi tidak saya kenal. Anda sama seperti orang yang saya tahu namanya, tapi tidak yang lain-lainnya.

Sekarang anda punya kehidupan yang baru. Jangan kira saya tidak mendoakan kehidupan anda yang baru. Saya malah berharap anda akan baik-baik saja. Seperti yang dulu pernah saya katakan. Saya gampang sekali membenci orang, namun dengan gampang melupakan kebencian saya. Tapi itu tidak sama halnya dengan saya memaafkan orang tersebut. Kebencian saya ke anda sudah agak mereda. Saya masih membenci anda tapi tidak sama seperti pertama kali saya membenci anda.

Cukupkah begini? Cukup jelaskah semua yang saya ceritakan disini? Karena saya pikir anda pasti baik-baik saja tanpa saya. Dan saya akan mencoba untuk baik-baik saja tanpa anda. Cukup rasa bersalah anda. Karena saya rasa itu tidak perlu untuk saya. Cukup biarkan saya sendiri. Saya ingin menenangkan diri, mengosongkan semua kenangan tentang anda dan kembali membangun hidup yang baru. Saya tidak yakin bisa melupakan anda. Tapi, saya yakin saya bisa berusaha untuk itu. Toh selama ini banyak hal yang saya tidak bisa, sekarang sudah jadi bisa. Semoga saja tentang anda pun begitu.

Saya harap anda juga begitu. Saya harap anda tidak mengingat-ingat kenangan dulu itu. Toh tidak ada gunanya lagi. Apalagi kalau mengingatnya bahkan menambah rasa bersalah anda. Sudahlah, jalani saja hidup anda yang sekarang. Dan yang terakhir, jaga diri anda baik-baik.

Liburan Kali Ini

Sudah cukup lama saya tidak posting. Udah berbulan-bulan, itu dikarenakan …
HOLIDAY! Ini tuh liburan kuliah paling lama yang saya alami. Lama banget rasanya, dua bulan lebih. Biasanya libur kuliah itu bentar banget. Paling lama dua minggu. Mana bisa puas kangen-kangenan dengan keluarga kalau cuma selama itu. Tapi liburan kali ini benar-benar beda. Puas banget nganggur di rumah. Hihi :p

Liburan kali ini, saya benar-benar pengen menenangkan otak yang kayaknya kok jadi stres mulu ya kalo mikirin kuliah. Ampun deh >.<

Selain kuliah, ada juga beberapa hal yang buat saya sakit kepala. Waduh, nggak enak banget deh. Jadi liburan ini benar-benar jadi obat atas segala penyakit jiwa (walah :p) saya. Nggak apa-apa deh saya nggak jadi ngambil semester pendek (SP) tahun ini. Karena saya merasa sama sekali nggak rugi, soalnya bisa mengalami liburan yang menyenangkan ini.

Kalau orang-orang pada bilang liburan banyak ini membuatnya bosan, saya sebaliknya. Menyenangkan dan tenang banget di rumah. Tidak ada yang bisa mengalahkan kenyamanan dan ketenangan di rumah. Tapi sebenarnya apa aja sih yang saya lakukan selama liburan?

1. Berkumpul bersama keluarga tercinta

Nah, dari Padang, saya pulang bersama mama. Sebelumnya mama ke padang karena ada suatu urusan. Kemudian, kami pulang bareng ke Pekanbaru, jemput adik saya yang lagi liburan disana. Keluarga mama rata-rata di Pekanbaru sih. Lusa, adik dan mama saya pulang ke Rengat, tempat tinggal kami, dikarenakan adik saya masa harus daftar ulang (kelas 3 SMA). Saya yang merasa masih letih memutuskan untuk masih di Pekanbaru saja, di rumah tante. Di Pekanbaru, saya bertemu sepupu-sepupu saya yang lucu-lucu. Apalagi kalau udah berantemnya. Ih, waww! Kayak perang dunia kali ya. Ribut banget. Haha :D .. Selain itu, saya juga berperan jadi kayak pengasuh sepupu saya yang kira-kira umur tiga tahunan. Lucu, ganteng dan imut, tapi sayangnya bandel banget, capek banget kalau main sama dia, maklum aja cowok. Jadi permainannya juga cowok. Hahaha.

Saya di Pekanbaru selama kira-kira seminggu. Selama seminggu, saya juga jalan-jalan bersama teman-teman SMA yang lagi ada disana. kemudian pulang deh ke rumah saya di Rengat kota bersejarah. Senang banget pas nyampe rumah. Di rumah itu nggak pernah habis ide deh mau ngapain. Selalu aja ada kegiatan. Liatin mama masak juga buat kue (sambil bantu dikit-dikit, apa yang saya bisa :p), nonton TV bareng keluarga (biasanya serial korea, news, dan film-film yang diputar di TV), olahraga, makan bareng keluarga, nemenin mama kemana aja, nonton VCD bersama adik perempuan saya, ngobrol ama papa (biasanya soal IT), metik gitar nggak jelas, recording bareng adik (ini nggak sempurna mulu recordingnya,apalagi duet pas adik saya nyanyi dan saya yang main gitarnya. Pas kami dengerin, jelek banget. Haha), dan banyak hal menarik yang saya lakukan di rumah. Intinya, sama sekali nggak ada rasa bosan di rumah. Malah, masih ngerasa kurang lama liburnya. Walah. Haha.

2. Keliling Rengat bareng teman-teman SMA

Sebenarnya nggak ramai-ramai banget sih. Tapi tetap aja asik. Setiap ketemu teman SMA lainnya di jalan, berhenti dulu, ngobrol dulu, terus lanjut lagi jalan. Habisnya, udah lama banget nggak ketemu mereka sih. Ujung-ujungnya, lebih lama menghabiskan waktu ngobrol, daripada jalannya :D

3. Bubar (Buka puasa bareng)
Selama di Rengat cuma bubar dua kali ama teman-teman sih. Beda banget ama adik saya. Tiap hari, pergi bubar mulu. Nggak tau deh bubar ama siapa aja. Wajar sih, anak SMA. Kalo saya, dua kali bubar itu aja, udah susah payah ngaturnya.
Bubar yang pertama : bersama anak-anak six angels.
Harusnya berenam, tapi ya mau gimana lagi, yang bisanya Cuma berempat. Daripada enggak, ya nggak apa-apalah. Jadi yang ikut Cuma saya, Rika, Yani, dan Icha. Sementara, Dinda dan Uci nggak bisa ikut karena da beberapa halangan. Asik banget ngobrol bareng mereka.

Bubar yang kedua : bersama keluarga XII IPA 1 08/09 Smansa Rengat
Ini yang perencanannya udah lama banget. Jauh sebelum libur, saya dan teman-teman saya udah merencanakannya. Untung aja berhasil dilaksanakan. Yang susahnya itu pas minta dananya. Soalnya mereka banyak yang pulang ke Rengat beberapa jam sebelum acara bubarnya. Tapi, akhirnya semuanya berjalan lancar. Seru, asik, dan menyenangkan banget ketemu dengan mereka, juga beserta wali kelas kami. Selain makan dan minumnya, yang seru itu pas narsis-narsisannya. Tiap ada beberapa orang yang foto-foto, langsung deh dikejar ama yang lain. Heboh banget. Hehe. ini salah satu fotonya.



fotonya nggak begitu bagus, maklum kamera HP. tapi orang-orangnya tetep keren-keren kok :)

Dan akhirnya sampailah saya disini lagi, kota Padang. Berat banget rasanya disini, harus berjuang sendirian, tanpa ada mama, papa, dan adik saya di samping saya. Tapi, ya inilah tantangan yang harus harus saya hadapi. Doakan semoga saya kuat bertahan disini dan wisuda tepat waktu ya, teman-teman :D
Sekarang waktunya kuliah kembali. Semangat!   

7/7/10

Holiday !

Yippiii ! Akhirnya tiba juga waktunya liburan. Dari sebelum ujian udah dinant-nanti. Sampe-sampe ujian pun nggak penting rasanya. Yang penting bisa pulang deh. Habis, bener-bener stres kuliah itu. Nyebelin,nyusahin dan membosankan. Jadi sekarang waktunya melupakan sejenak segala sesuatu tentang kuliah. Nilai apapun nanti yang keluar ya sudahlah :p

Liburan kali ini saya berlibur ke Pekanbaru,rumah tante. Selain main sama adik-adik sepupu yang lucu, saya juga sempat ketemu teman-teman SMA yang kuliah disini, mereka lagi ngambil SP. Pokoknya liburan kali ini menyenangkan deh. Bentar lagi saya mau pulan ke rumah, di Rengat tercinta. Gak sabar :)

Di Rengat, pengen puas-puasin makan masakan mama, berkumpul dengan keluarga, dan nggak lupa bertemu teman-teman SMA. Semoga rencana ngumpul bareng teman SMA berjalan dengan lancar. Yipppiiiii !

Ini baru yang namanya liburan! Benar-benar jauh dari pikiran-pikiran yang menyesakkan jiwa. Bukan cuma fisik aja yan liburan, tapi juga pikiran dan jiwa :)

Selamat liburan :)

6/9/10

Pulang

Kalau denger kata pulang, rasanya pasti senang. Contohnya aja, pas SMA. Saat jam pelajaran terakhir, perut uudah keroncongan, tiba-tiba bel pulang sekolah bunyi. Wah, pasti langsung berteriak gembira sekali deh.

Contoh lainnya lagi, pulang kampung. Karena udah mau libur semester genap nih, teman-teman SMA saya udah sibuk nanyain kapan pulang kampung, supaya bisa ngumpul-ngumpul. Dengan hati hancur-hancur berkeping-keping, saya cuma bisa bilang,"Nggak tau. Kayaknya fny nggak pulang deh." Paling komentar mereka cuma,"Kasihan ya."

Gdubrakkkkk! Walah, menderita benar nasib saya. Rencananya libur semester ini saya mau mengambil semester pendek untuk memperbaiki nilai. Jadi kemungkinan nggak pulang ke rumah. Padahal udah lama sekali nggak pulang. Tapi setelah dipikir-pikir, toh d rumah juga saya paling cuma kayak pengangguran doank. Lagipula saya mulai merasa kerasan disini. Apa mungkin saya jadi mencintai padang, kota gempa ini ya? :p

Wah, sudah malam. Saya harus tidur. Mudah-mudahan mimpi pulang kampung deh :)

5/30/10

Terbangun

Apa ini yang trasa perih lg?
Bukannya sudah pergi?
Loh, kata siapa juga sudah pergi?
Mungkin hanya sesaat saja?
Huhhhh!


Kata orang, pertama kali merasakan sayang dengan seseorang itu indah dan tidak dapat dilupakan. Dulu saya menanggapnya hanya sekedar kalimat sok puitis saja. Tapi tak menyangka. Kalimat itu akhirnya ngena ke diri saya sendiri.

Indah. Pasti. Saya tetap bersyukur pernah merasakan hal itu pada dia. Meski tentu saja, tak cuma rasa indah yang ada. Bahkan, mungkin lebih banyak pedihnya?
Saya tak mau tahu..

Dia itu selalu membuat saya nyaman. Padahal dia tidak berbuat apapun, hanya ada di samping saya saja. Cukup itu saja.

Sudah hampir setahun tidak bertemu dengannya, bahkan berkomunikasi dengannya. Saya merasa dia sangat asing sekarang. Jauh.

Awalnya saya mengira bayang-bayang dia sudah hilang dilenyapkan waktu. Tapi malam ini, saat saya terbangun, kok masih ada dia ya rasanya?
Disini. Di bagian diri saya. Gawat!

Bagaimana nantinya jika bertemu dia nanti-nanti ya?
Apa dia seperti dulu?

5/16/10

Memilih

Kata orang hidup itu nggak gampang. Ada lagi yang bilang hidup itu pilihan. Nah, bukannya memilih itu yang sulit?

Dalam hidup tuh selalu ada saat kita harus memilih. Sebenarnya bisa sih kalo kita mau milih dua, tiga atau seberapapun kalo kita sanggup (seperti baju, dll), tapi tentu saja tidak semua hal bisa dipilih lebih dari satu. Dalam banyak kondisi, kita hanya bisa memilih satu dan itu sangat sulit buat saya yang selalu bimbang memilih.

Katanya, kalau memilih sesuatu itu kita harus mikir-mikir dulu, jgn sampai salah pilih supaya nggak nyesal. Tapi kalau dipikir-pikir terus, kok saya makin bingung ya? Kalau langsung memutuskan, takut pula keputusan saya hanya keputusan asal-asalan yang sekilas terlintas di benak. Padahal ini mengenai hidup saya. Kalau tanya si ini dan si itu, loh, kan mereka tidak tahu apa-apa tentang saya. Saya yang paling tahu saya itu siapa dan apa yang inginkan. Tapi,kok saya sendiri saja tidak tahu apa yang saya inginkan?

Duh. Bingung.
Mau nurutin suara hati, tapi yang mana?

5/10/10

Membosankan

Saya itu orangnya cepat bosan. Bosan makan ini, bosan pakai baju ini, bahkan terkadang bosan terhadap seseorang :p

Akhir-akhir ini ada kebosanan baru saya, yaitu bosan ngetik. Awalnya, saya semangat dan rajin ngetik ( baca: ngetik pakai mesin tik =.= ) laporan. Tiap hari sabtu dan minggu, biasanya ngetik dan hari senin udah selesai. Tapi akhir-akhir ini, bosannya bukan main. Liat mesin tik itu aj rasanya mual. Niat aja nggak ada, gimana mau ngetik dengan terpaksa. Huh! Saya benci ngetikkkkk..

Tapi mau gimana lagi. Besok sudah pratikum, saya terpaksa harus ngetik :(
Kali ini benar-benar karena terpaksa. Membosankan..

Tukkkk tukkkkkkk tukkkkk..
Tangan saya pegel-pegel lagi mengetik >.<


Hari ini aku disini
Melihat keadaan sekitar
Lelah, membosankan
Semuanya begini-begini saja
Letih, mual
Keliatannya yang itu-itu saja
Ingin teriak pada dunia
Tolong hentikan! Hentikan hal-hal yang membosankan ini!
Tapi dunia tak bisa berbuat apa-apa
Karena kebosanan merupakan bagian darinya



Padang,
kos

5/2/10

PANAS!

Y ampun, dari hari ke hari bumi semakin panas saja. Panasnya itu bukan panas biasa, tapi panas yang menyengat. Ampun-ampun deh. >.<

Semua orang pasti udah tahu, ini semua efek dari global warming. Global warming itu banyak penyebabnya. Salah satu penyebabnya adalah jumlah karbondioksida yang semakin meningkat. Jumlah karbondioksida yang semakin meningkat di udara, dapat merusak lapisan ozon. Sehingga, ozon yang melindungi bumi kita semakin tipis. Pantas panas makin menyengat. Bisa-bisa kita gosong entar :p

Kalau cara mengurangi jumlah karbondioksida di udara, tentu saja kebanyakan dari kita sudah tahu. Contohnya saja, kita bisa mengurangi pemakaian AC dan juga listrik yang berlebihan. Cara lainnya, kita bisa sama-sama menanam pohon. Selain indah dipandang, tentu saja pohon juga dapat menyerap zat-zat kimia berbahaya yang ada di udara.

Sekian yang saya ketahui. Kalau ada salah-salah ya mohon dimaklumi. Saya masih belajar :)

Mari kita bersama memikirkan cara melindungi bumi kita ini. If we don't, who will?

4/21/10

Mama

Mama..
tiap belai kasihnya,
tiap peluh letihnya,
tak pernah ia sesalkan untukku
kasih mama,
tak pernah berhenti mengalir bagiku
dimanapun aku berada, ia selalu khawatir, selalu memikirkanku daripada dirinya sendiri
bagaimana aku tidak merindukan sosok yang begitu berarti dalam hidupku itu?


Hari ini hari kartini. Hari untuk mengenang seorang kartini yang memperjuangkan wanita. Saya jadi teringat mama. Mama itu hebat dalam segala hal. Masak jago, bersihin rumah oke, ngurusin anak dan papa juga beres. Mama yang paling bisa deh :)

Tapi sayangnya, saya itu kebalikan dari mama. Masak? Nggak bisa, kecuali masak air, masak nasi (pake rice cooker), masak intel, masak telur, apa lagi ya :p

Bersihin rumah? Saya paling males. Berlanjut sampai sekarang, jarang bersihin kamar kos kalau nggak lagi mood (jgn kaget liat kamar fny) :p

Ngurusin anak n suami? Apalagi ini, punya aja nggak :p

So, fny pengen ngucapin terima kasih yang tak terhingga buat mama.

I'm really missing u, mom.
Love u so much :)

4/18/10

Mengeluh

Saya orang yang sering sekali mengeluh. Mungkin orang-orang tempat saya ngeluh, merasakan letih mendengar keluhan saya. Tapi mereka tetap sabar dan selalu mau mendengarkan keluhan saya. Makasih ya :)

Buat saya ngeluh itu cara melepas penat. Kalau sudah ngeluh ke seseorang biasanya beban terasa lebih ringan. Memang kebiasaan ngeluh itu tidak baik, seakan menunjukkan saya itu lupa bersyukur. Saya sadari itu betul. Saya lupa bersyukur atas hal lain, saat sudah mengalami kesulitan. Saya melupakan hal baik lain yang telah Tuhan berikan pada saya. Maafkan saya ya, Tuhan :)

Akhir-akhir ini, saya berniat mengurangi keluhan saya dan semakin banyak bersyukur. Hidup ini indah jika kita anggap indah. Hidup berat, jika kita berpikir hidup itu berat. Itu semua kembali ke niat kita masing-masing.

Meskipun sepertinya sulit menghilangkan kebiasaan ngeluh ini, tapi Tuhan pasti tahu dengan niat baik saya :)

Semakin sering bersyukur yuk, teman :)

Have a nice life :)

4/15/10

Six Angels

Mereka ada diantara gerimis
Mereka tercipta seiring turunnya hujan,
seirama dgn gemericik hujan
Mereka ada tiap gelapnya malam
Mereka ada saat matahari terbit
Mereka ada tiap bergeraknya jarum jam
Mereka lebih dari sekedar teman
Mereka sahabat..


NB :
Saya kangen dgn teman2, six angels. Six angels itu terbentuk tepatnya tahun 2004. Maklum, anak SMP lagi asik-asiknya punya gank.
Kalo hari jadinya six angels sebenarnya kami tidak ingat tepatnya. Jadilah kami jumlahin semua tgl lahir kami, terus dibagi 6 :)
Benar-benar aneh :p

Bersama mereka itu benar-benar tidak ada letihnya. Semuanya terasa indah. Lucu, senang, perih, kami rasakan sama-sama.

Kami bubar pas kelas 3 SMP karena suatu masalah. Tapi kami semua percaya, persahabatan kami yang sesungguhnya tidak akan pernah terhapus dari hati dan pikir kami masing-masing.

Sampai sekarang, kami masih sering contact-contact dan kalo punya wktu, ngumpul bareng.

Rika, Yani, Icha, Uci dan Dinda..

i love u, guys :)

4/8/10

Menanti Hujan

Langit menatapku kelu,
seolah katakan "maaf, hari ini sang hujan tak bisa datang. Bersabarlah."
Dan aku balas menatap langit seraya berbisik, "Lalu, seberapa lamakah lagi aku harus menantinya?"
Langit hanya mengangkat bahu, tak tahu menahu.
Tapi aku tak pernah berhenti berharap.
Tiap malam tetap memandangi langit,
terus berharap sang hujan tiba,
berharap ia ada,
mengisi malam sepi ku..

NB:
Akhir-akhir ini saya sering merasa perasaan yang tidak enak tiba-tiba dan tanpa sebab. Kalau harus diartikan, saya tetap tidak tahu mau berkata apa. Pokoknya perasaan ini sungguh tidak enak, tidak sepeti biasanya.
Perasaan ini tidak pernah saya rasakan sewaktu di rumah. Tapi setelah kos, jauh dari semuanya, saya sering merasakan hal ini. Terkadang saya merasa ingin dia ada disamping saya, saat saya merasa tidak enak. Karena dia orang terpenting bagi saya, disini. Tapi toh saya tidak mau ngerepotin dia. Dia sudah terlalu repot. Tapi saya beruntung, masih ada sahabat-sahabat yang selalu menghibur, meski jauh :)

Benci?

Saya itu seseorang yang gampang membenci seseorang, tapi juga gampang melupakan alasan saya membenci orang tersebut dan mengobrol dengannya, seperti teman. Bnenar-benar susah bagi saya untuk benar-benar membenci seseorang. Mungkin karena saya terlalu baik kali ya :p

Sewaktu SD dan SMP, saya banyak sekali membenci orang. Tapi seperti biasa, beberapa waktu kemudian saya malah bisa jadi berteman dekat dengannya :)

Sewaktu SMA, saya sangat, sangat, dan sangat membenci dia! Tapi membenci dia adalah tempo yang paling singkat dari semua orang yang pernah saya benci. Setiap ingat waktu yang telah saya habiskan bersamanya, saya malah jadi bahagia, bahkan senyum-senyum sendiri.

Hingga sekarang pun, saya membenci dia beberapa minggu yang lalu. Dan.. dengan gampangnya saya senyum_senyum lagi tiap ingat kenangan tentang dia. Sulit, benar-benar sulit. Meingatnya itu ada bercampur rasa. Perih, sakit, senang, lucu. Dan saya sadar, sisa-sisa kenangan dia sulit dihapus oleh sang hujan..

3/29/10

Arti Hujan

Saya itu cinta hujan. Buat saya, hujan itu punya arti yang sangat luar biasa. Tanpa hujan, rasanya bukan hidup :)

Saya benci musim kemarau. Panas matahari yang menyengat, keringat yang bercucuran, saya tidak suka semua itu.

Hujan itu menyenangkan. Kehadirannya seperti magnet pembangkit semangat buat saya. Suara rintiknya, kesejukan yang dibawanya, saya tidak pernah bosan dengan sensasi hujan. Saat saya merasa kesal, hujan dengan gampangnya melenyapkan peluh, kesal saya. Hujan itu ajaib buat saya. Hujan juga romantis :)


Sering ada yang bertanya pada saya, kenapa sih bisa suka hujan? Biasanya saya bingung mau jawab apa. Itu sama halnya jika ditanya mengapa saya bisa bersama dia yg sekarang bersama saya. Jawabannya cuma satu, "Saya bahagia."

Sebenarnya saya nggak suka main hujan. Tapi musim hujan membuat saya harus hujan-hujanan. Entah karena keadaan atau memang saya menginginkannya? Biar waktu yang menjawabnya :)

Dan saya akan selalu mencintai sang hujan..

3/28/10

Pratikum itu menegangkan

Hari ini pratikum *tettt (sensor). Pratikum ini selalu mendebarkan buat saya. Responsinya,ampun deh buat deg-degan. Blm lagi kalo gagal responsi tulisan, kena deh responsi lisan yang jauh lebih menegangkan :)

Saya berangkat dengan teman saya, naik bus kampus. Tiba-tiba, ada teman yang nelpon. Katanya, asisten udah datang dan nyuruh masuk lab. Wah! Kami panik. Kami lari-larian dengan jantung yang berdebar-debar menaiki anak-anak tangga.Teman saya sampai duluan. Saya sampai dengan ngos-ngosan dan teman saya berkata,"nggak boleh masuk. Disuruh keluar." Oh God! Bisa bayangkan betapa hancurnya saya mendengarnya. Pengen nangis. Nggak ikut pratikum sekali aja, udah pasti ngulang tahun depan :(
Saya sempat berpikir mau pindah jurusan loh :p

Lalu, ada asisten yang keluar dan bilang,"Loh,kok disini. Tadi kan disuruh masang jas lab diluar."
Gubrak! Ternyata teman saya yang nggak ngerti bahasa minang itu salah paham. Akhirnya kami masuk, meskipun ujung-ujungnya kena responsi lisan. Tapi tetap bersyukur, thanks God :)

3/10/10

Tidak Tahu

Saya tidak tahu bagaimana semua ini bisa terjadi. Takdir? Jalan hidup? Atau sekedar bumbu-bumbu kehidupan? Atau apalah itu namanya. Mencari tahu apa itu pun saya tidak ingin. Biarlah berjalan seperti apa adanya, bukan ada apanya.

Saya tidak bisa menjelaskan panjang-lebar bagaimana arti dia bagi saya. Karena saya memang tidak tahu apa-apa. Yang saya tahu, saya bahagia saar bersamanya. Rasa itu sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Perbedaan. Tidak pernah sedikitpun terbersit di benak saya untuk mengingat-ingat perbedaan kami. Karena saya tahu, setiap ingat, rasanya akan perih.

Kata orang, hidup itu untuk dijalani. Ya, begitu jugalah dengan saya sekarng. Saya cuma bisa menjalani tanpa melihat apapun itu. Saya cuma bisa menjalani sesuai kehendak hati saya. Saya mau begini dan tolong biarkan begini. Entah sampai kapan..

3/6/10

Bulan Maret

Bulan Maret rasanya kok berat sekali ya. Saya merasa seakan diimpit sebuah batu besar, sesak sekali rasanya. Nggak tahu kenapa, bulan ini saya merasa benar2 jatuh. Banyak sekali kejadian-kejadian yang tidak saya duga dan menyebalkan tentunya.

Beban itu nggak jauh-jauh dari kuliah. Bukan saya mau menjadikan kuliah itu beban. Karena pasti saya nanti diomelin mama lagi. Pasti gini lagi kata mama, "Nggak boleh ngeluh-ngeluh, kamu sendiri yang berkeras mau kuliah disana". Sebenarnya saya nyesal dan benar-benar nyesal milih disini. Saya sok-sok yakin kuat jauh dari orangtua, jauh dari keluarga, dan teman-teman. Disini rasanya berat sekali, apalgi sekarang-sekarang ini.

Tugas semuanya numpuk. Deadline-nya berdekatan. Saking banyaknya tugas, semua tugas saya tidak ada yang terselesaikan dengan baik. Semuanya kacau. Kuliah, ujian pun semuanya kacau. Sesaat, saya pernah merasa putus asa dengan kuliah yang seperti ini. Entah mengapa, di bulan maret semua kekesalan itu menumpuk jadi satu. Ada apa dengan bulan ini?

1/18/10

Melodi


Denting melodi itu mengukir hari ini
Melodi itu, betapa takjub aku mendengarnya
Halus dan menyayat kalbu
Aku serasa terseret-seret, masuk dalam melodi itu
Melodi itu mengalun seakan tiada henti
Menjadikan anganku masih melayang tinggi
Sejenak, aku merasa lupa
Lupa dengan kelelahanku,
Lupa dengan segala kejenuhanku
Namun hanya beberapa saat saja
Hingga tiada terdengar bisik sekalipun
Hening kembali, sunyi
Aku kembali ke kehidupanku..





NB :
Saya suka musik. Kalau mendengar musik, pasti bawaannya pengen nyanyi. Selanjutnya, semua beban serasa hilang, meskipun hanya sesaat. Kalau di rumah asiknya genjreng-genjreng gitar. Walaupun hancur-hancuran mainnya dan suaranya cuma buat diri sendiri, yang penting saya merasa senang :)

Biasanya saya melakukan hal tersebut di dalam kamar (pastinya ditutup supaya nggak ada yang merasa terganggu :p). Sekarang saya merindukan kegiatan menyenangkan itu. Di kos, cuma bisa dengar lagu. Pengen sih bawa gitar jelek itu kesini, tapi itu juga kegiatan papa saat mati lampu. Jadi kalau nggak ada lagi, papa pasti bosan :) Solusinya? Nabung buat beli yang baru? Atau minta dibelikan dengan berbagai alasan karangan sendiri? Nanti saya pikir-pikir lagi :D

1/13/10

Ujian


Minggu ini, minggu ujian. Se-universitas lagi kalang kabut dengan SKS (Sistem Kebut Semalam), termasuk saya^^. Bukan saya menyalah-nyalahkan dosen atau fakultas saya, tapi kuliah benar-benar menyita waktu saya untuk benar-benar bersiap menghadapi ujian. Bayangkan saya, minggu tenang yang seharusnya benar-benar tenang, ternyata tidak setenang yang saya harapkan. Minggu tenang, dari hari senin sampai minggu, tidak ad yang tersisa untuk mempersiapkan ujian. Seminggu itu, saya full ke kampus. Senin sampai sabtu saya kuliah dengan dosen yang jumlah pertemuan mata kuliahnya tidak mencukupi. Hari minggunya, saya ujian pratikum. Untung saja hari Seninnya tidak ada jadwal ujian. Jadi saya bisa beristirahat dan sedikit belajar pada hari itu :)

Jadi, jangan salahkan kami, para mahasiswa yang baru belajar semalam sebelum ujian atau bahkan baru membuka buku catatan beberapa jam sebelum ujian, like me :p
Karena, bagi saya, ujian adalah waktunya rileks dan beristirahat setelah mengalami kejenuhan kuliah :D

Selamat ujian.

Hujan Rintik-Rintik


Hujan rintik-rintik lagi
Kesejukn yang ia bawa, hadir kmbali
Tetesnya yang semangatiku , ad lagi
menggumpal, menyatu, menjadi suatu harapan baru
betapa besar artinya bagi hidupku
tak terbatas bahagiaku karenanya
pikirku pun terhanyut akan ia
merasuk, menjelma
tidak kah kau tahu sang hujanku adalah sahabat terbaik ku?
ia ada disaatku butuh, ia hadir untuk lenyapkan sekelumit problematika kehidupanku
hujan rintik-rintik lagi
temani detik-detik waktuku..

1/11/10

Gelap, tetap gelap


Hujan lagi. Sejuk lagi. Sayup terdengar melodi. Aku terhenyak, terbangunkan dari mimpi-mimpi maya. Gelap, entah dimana letak sumber cahaya. Yang terdengar hanya suara hujan dan alunan melodi. Apa mungkin tak ada lagi cahaya kehidupan itu? Pelan tapi pasti, aku bangkit, berjalan dalam kegelapan itu. Aku terus melangkah. Tak jua kutemui secercah cahaya. Aku berjalan terus. Dimana? Dan kemana aku harus berjalan lagi? Kakiku mulai lelah. Sudahlah, aku tak sanggup lagi berjalan. Aku terduduk lemah. Dimana mereka semua? Mengapa tak tampak siapapun? Dimana mereka yang katanya kan selalu disampingku? Yang janjinya akan menjagaku? Gelap, tetap gelap.



NB : nggak tau ini apa jenisnya :)
yang penting, ini bisa menggambarkan perasaan saya yang terkadang merasa sendiri dan tidak ada lagi yang peduli. Mungkin hanya perasaan saya saja yng berlebihan, tapi ya sudahlah. Tak perlu dipikirkan, teman :)

Mimpi


tiap detik waktu,
tak kan pasti tetap begini
tak kan yakin selalu seperti yang dimaui
kadang harapan akan mimpi-mimpi itu begitu nyata,
terasa begitu dekat
layaknya bintang yang sepertinya dekat,
namun tetap saja tak bisa digapai
mimpi-mimpi ini tak pantas diharapkan
karna saat sadar semuanya tak bisa diraih,
jatuhnya begitu sakit
mungkin ini memang hanya sebuah mimpi,
yang hadirnya hanya untuk senangkan hati
atau sebagai pelipur lara?
tapi, aku terlanjur sudah,
terlanjur merasa sakit akan harapan kosong ini
aku tak berdaya lagi,
mungkin aku tak kan sprti dlu lg,
mungkin aku tak kan punya mimpi..

Kangen


Tidak dapat dilukiskan seberapa kangennya saya dengan teman-teman SMA. Tidak ada yang akan dapat menggantikan mereka di hati saya. Jika saya sudah mulai pikun, saya harap usia tidak melenyapkan semua kenangan saya tentang mereka^^

Saya masih hapal suara-suara mereka semua. Saya masih ingat wajah-wajah mereka saat kami berkumpul bersama, saat dalam kelas, saat mengikuti perlombaan antar kelas, saat menangis bersama sewaktu perpisahan.. Bagaimana mungkin saya dapat melupakan sedetik bersama mereka..

Saya tidak berharap waktu yang dulu diulang kembali karena saya tau itu hal yang tidak mungkin terjadi, namun yang saya harapkan bisa bertemu mereka kembali, bisa berkumpul lg dan bisa tertawa, maupun mungkin menangis bahagia saat kita semua sudah berhasil nanti. Amin.

Saya yakin masing-masing kita tidak akan melupakan satu sama lain karena begitu banyak kenangan kita. Kita tetap sahabat, bahkan keluarga yang tak kan terpisahkan waktu, jarak atau apapun itu.


Fany kangen kalian semua :)

Cuap-Cuap Penulis

Judul posting pertama saya ini memang bukanlah murni dari hasil pemikiran saya. judul ini pernah saya baca dari salah satu teenlit, dapat diartikan sebagai kata pengantar. Mungkin supaya terdengar tidak monoton.

Saya ini sebenarnya seorang newbie dlm dunia blogging. blogging untuk saya adalah sebuah hal yang baru. Menarik untuk saya karena dapat mencurahkan apa yang saya rasa dan apa yang saya alami, maupun menceritakan apa yang telah saya rasa dan saya alami (maaf apabila berbelit-belit :p ).

Selain itu, saya punya banyak kekurangan dalam menulis dengan berbahasa indonesia, jadi mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Semoga teman-teman bersedia singgah di rmh saya yg masih sangat sederhana ini untuk mendengarkan curahan rasa, curahan pikir, ataupun curahan-curahan saya lainnya.

Salam kenal :)