12/10/13

Sulitkah?

Sulitkah?
Sekadar bercerita
Susahkah?
Sekadar mengungkapkan apa yang kamu rasa
Rumitkah? Komplekslah?

Ah, atau mungkin memang kamu tak mau saja

Pernahkah Anda merasa begitu jauh dengan seseorang atau orang yang Anda anggap dekat? Ya, saya pernah mengalaminya. Seperti orang-orang yang saya tahu kabarnya lewat status di sosial media atau dari orang lain. Sungguh, saya merasa begitu jauh dengan orang-orang seperti itu.

Sebenarnya saya bukan jenis orang yang melankolis. Kadang saya tak peduli pada apa yang dialami orang lain. Saya pilih-pilih. Jika orang tersebut termasuk orang yang saya kasihi, ya saya peduli. Sebaliknya jika tidak, saya harus memaksa diri saya sekuat mungkin untuk peduli. Sulit memang. Tentu saja kasus terhadap orang-orang yang memang tidak “dekat” pada saya itu berbeda. saya sedang berbicara tentang orang-orang yang menurut saya cukup “dekat” dengan saya.

Jujur saja, saya merasa tidak pernah menjadi bagian dari hidup seseorang jika tak tahu kisah tentang orang tersebut. Saya merasa asing bila tak tahu-menahu tentang orang itu. Ya, saya merasa begitu. Anehkah?

Bukankah kita akan bercerita dan berkeluh kesah pada orang yang kita anggap “dekat”? Bukankah lebih mudah bagi kita untuk mengungkapkan apa yang kita rasa pada orang yang menurut kita dapat membuat kita nyaman? Tidak rumit, bukan, untuk sekadar bercerita?

Jadi, jika kamu lebih suka berceloteh lewat media sosial dibandingkan pada orang lain—termasuk saya—bukankah itu menunjukkan kita tak “dekat”? Atau saya saja yang merasa bahwa selama ini kita “dekat”?

Ah, sudahlah. Saya jadi hanya bertanya-tanya sendirian. Kamu tetap tak menjawab. Mungkin benar, kita tidak benar-benar “dekat”.


-Beberapa hari terakhir di Padang-