11/16/11

Lagi-lagi Praktikum

Sebagai mahasiswa kimia, nggak akan bisa jauh, apalagi menghindar dengan yang namanya praktikum. Dulu, saya sering kali mengeluhkan praktikum. Sering saya mengeluhkan waktu-waktu belajar saya yang berkurang dikarenakan membuat laporan praktikum. Praktikum yang hanya 1 sks, menyita waktu saya untuk mempelajari mata kuliah lain, yang rata-rata 3 sks/mata kuliah. Praktikum dulunya merupakan wabah kesengsaraan buat saya.

Semakin lama, semakin berat, semakin banyak praktikum dalam satu semester. Semester ini ada tiga praktikum. Melelahkan bukan mainnya, tidak dapat terucapkan lagi. Saya nggak punya waktu buat nonton film/drama korea lagi (T.T), waktu saya untuk menanyakan kabar teman-teman jadi berkurang, waktu saya untuk bercengkrama dengan sahabat-sahabat jadi berkurang, juga waktu bersama kamu berkurang drastis. Saya menyadari akan hal itu. Namun, yang jadi pertanyaannya, apakah praktikum ini telah menjadi ‘beban’ bagi saya?

Perspektif saya tentang adanya praktikum tidaklah sesempit dulu. Atau mungkin karena saya udah capek mengeluh ya? :P Namun, saat ini saya menyadari bahwa praktikum merupakan kebutuhan bagi kami. Teori saja tidaklah cukup untuk dunia kerja nantinya. Saat saya sudah menganggap itu adalah kebutuhan, pastilah ada suatu keharusan dalam diri untuk memperolehnya dan menikmatinya. Praktikum-praktikum di semester ini, menambah sederetan pembelajaran bagi saya. Bukan hanya sekedar materinya, yang memang di praktikum jauh lebih banyak diperoleh karena dipraktekkan dan juga bisa berdiskusi dengan asisten tentang hal yang masih tidak dimengerti, namun lebih dari sekedar itu.

Jujur saya masih sering merasa lelah dengan adanya keharusan buat laporan, menghapal skema kerja untuk respon awal dan juga respon akhir yang cukup menegangkan dalam menanti pertanyaan asisten. Namun, bukan itu yang jadi pokok yang saya tegaskan disini. Praktikum bukan hanya sekedar itu, jika kamu sungguh-sungguh punya tujuan menimba ilmu disana. Laporan memanglah rutinitas yang terkadang cukup membosankan, namun tidaklah membosankannya asalkan ada sesuatu hal yang ingin kita ambil dari prosesnya.

Disiplin waktu merupakan salah satu pembelajaran yang saya peroleh dari praktikum. Diperlukan pengaturan waktu yang cerdas untuk menyelesaikan laporan-laporan yang cukup banyak. Jika hanya malas-malasan, how can you finish all of them? Selain disiplin waktu, ketelitian juga diperlukan, baik pada penyusunan laporan dan juga dalam melakukan praktikumnya. Saya yang sering ceroboh, belajar untuk lebih mencermati sesuatu lagi. Yang tak kalah penting  adalah analisa. Masalah-masalah dan hasil percobaan yang terkadang tidak sesuai yang diharapkan, membuat saya lebih kritis lagi untuk berpikir lebih keras, apa yang menyebabkan ini terjadi? Penting sekali untuk mampu menganalisa suatu kondisi agar memiliki pikiran yang sudah terbiasa untuk peka dan kritis terhadap problem apapun.

Banyak lagi sederetan pembelajaran yang saya peroleh melalui praktikum. Dikarenakan ada sesuatu hal yang saya ingin peroleh dari praktikum ini, saya lebih berusaha lagi untuk sungguh-sungguh menikmati praktikum ini. Praktikum yang paling saya minati dan nikmati adalah praktikum Biokimia. Bukan sekedar karena alasan bahwa praktikum ini cukup santai dan banyak masak-masaknya (banyak makan-makannya),  namun karena saya merasa sungguh-sungguh mendapat ilmu dari praktikum ini dan sungguh-sungguh dapat menikmatinya. Tidak ada perasaan bahwa yang saya lakukan ini hanya sekedar sebuah sistem yang harus saya lalui, namun ada rasa tenang dan nyaman disana. Ditambah pula dengan ramah-tamahnya dan kehangatan asisten, siap untuk berdiskusi hal-hal yang tidak saya mengerti.  Sungguh, saya merasa inilah baru yang namanya sungguh-sungguh praktikum. 

Salah satu objek praktikum yang saya lakukan di praktikum Biokimia ini adalah pembuatan media pertumbuhan mikroba dan teknik pemindahan secara aseptik. Disini saya benar-benar belajar hal yang baru. Saya belajar bagaimana cara membuat media pertumbuhan mikroba dan menginokulasinya (inokulasi: pemindahan bakteri ke medium berbeda). Lebih terasa menyenangkan lagi karena mikroba yang kami inokulasikan terlihat pertumbuhannya, seperti di gambar berikut. Lapisan putih yang kami inokulasikan secara zig-zag itulah yang merupakan bakteri Escheria Coli. Hasil percobaan kami dinilai sangat baik oleh asisten (bangga dikit :P).

Selain tentang media pertumbuhan mikroba, banyak objek lain yang juga menambah pengetahuan saya di praktikum ini. Minggu ini kami melakukan percobaan pembuatan nata de tomato. Minggu depan saya akan melakukan percobaan pembuatan tahu dan tempe, sekaligus menutup praktikum Biokimia di semester ini. Wah, tidak terasa sudah selesai kedelapan objek yang menyenangkan ini :)

Selain dapat mencoba untuk konsumsi sendiri (makanan dan minuman yang dipraktikumkan), percobaan ini juga dapat diaplikasikan untuk bisa membuat industri sendiri, bahkan asisten pun menyarankan untuk menjadikan percobaan-percobaan kami sebagai salah satu program pada masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) nantinya. Wah, menarik ya :)

So, praktikum jadi beban? Enggak banget buat saya. Praktikum itu menyenangkan. Just enjoy it :)

-Have a nice November :)-

9/2/11

Cinta Monyet

Ini cerita cinta monyet saya waktu SD.
Sewaktu masih SD, saya bisa dibilang cukup populer. Secara saya waktu SD itu manis dan juga juara kelas (nyombong dikit :p ).kalau ditanya berapa banyak yang naksir? Duh, jangan ditanya lagi deh. Jawabannya : enggak ada! Eh, canda ding. Aslinya, lumayan rame lah yang ngantri (bohong dikit) :)
Yang namanya anak SD, baru belajar suka-sukaan. Saya juga berkali-kali suka ama temen-temen SD saya. Standar saya waktu SD pas liat cowok: pinter, ganteng dan lucu. Pinter jadi standar utama saya liat cowok. Alasannya tentu saja saya ingin punya pacar yang lebih pintar dari saya. Dulu itu saya cukup terkenal satu sekolahan, bahkan sampai ke sekolah lain (bohongnya mulai banyak :P). Berbagai gosip menerpa, saking banyaknya yang katanya suka saya. Digosipin sama ini lah, sama itulah, dan lumayanlah. Tapi, untung saja sewaktu SD saya belum pernah ditembak. Belum pernah ada yang bilang, saya suka kamu, mau nggak jadi pacar saya? Belum pernah ada yang kayak gitu, tapi hanya sebatas taksir-taksiran.
Contohnya aja ada cowok yang lagi digosipin lagi deket sama teman saya. Terus, sambil bisik-bisik dari bangku masing-masing yang agak berjauhan, kami ngobrol.
Saya : Cieeee.. liatin dia ya? Cieeee.
Dia : enggak kok.
Saya : Halah, bilang aja suka dia kan (senyum-senyum jahil).
Dia : enggak kok, saya sukanya sama kamu.
Hening. Pembicaraan langsung saya hentikan. Loh, kok saya. Saking takutnya, saya jadi nggak ngeliat muka tuh cowok sampai pulang sekolah dan besok-besoknya lagi. Takut banget di tembak, itu jadi rumus saya waktu SD.
                Ada beberapa cerita tentang cowok yang naksir saya, yang paling saya ingat adalah dia. Sebut saja inisalnya H. Saya baru sekelas dengan H di kelas 6 SD. Kalau dilihat-lihat, dia itu nggak pinter-pinter amat dan juga nggak ganteng. Jadi otomatis, saya nggak naksir dia. Dia cuma suka main basket, jahil dan kejam banget ama saya. Suka ejekin nama orangtua saya (maklum anak SD biasanya malu kalau disebut-sebut nama orangtuanya). Nah, ceritanya berawal saat saya mulai punya HP. Kalau dulu, dikit banget yang udah punya HP sejak SD. HP saya itupun juga HP buat semua anggota keluarga, bukan HP pribadi. Tapi karena saya anak paling besar, jadilah saya yang sering pegang HP itu.
                Sejak punya HP, banyak banget yang minta no HP saya. Tapi, si H ini tidak pernah minta HP saya. Namun, sering ada nomor yang nggak saya kenal (nggak kesimpan di phonebook HP) misscall doank. Setelah ditanya sana-sini, akhirnya saya tahu itu nomor si H. ternyata si H diam-diam nyatat nomor saya saat teman yang lain nanya no HP saya.
                Semenjak itu, dia sering SMS sekedar nanya masalah sekolah, seperti ‘besok ada PR nggak?’ atau pas lagi ada acara sekolah dia nanya, ‘besok pakai baju seragam apa?’ dan selanjutnya. Entah kenapa, saya masih ingat. Lama-kelamaan dia juga suka ngirimin picture message yang isinya ‘goodnite’ atau pernah juga ‘I miss u’. Saya dulu cuma tau arti I miss u dan I love u. kalau goodnite, saya pusing mati-matian nyari artinya. Saya tahunya good night aja. Hehe.
                Saya sama sekali nggak menanggapi setiap kata-katanya yang kayak gitu. Tapi kalau ada kepentingannya ya saya bales. Kemudian, akhir-akhir mau tamat SD, dia rajin kirim kalimat ‘I love u’. setiap ada SMS dia yang isinya itu, langsung saya delete. Entah kenapa, saya pikir kok si H ini ‘enggak’ banget deh. Apalagi tiap di sekolah, dia nggak pernah perhatian dan ngobrol sama saya. Tapi SMS nya bisa aneh-aneh gitu. Yang lucunya, pernah waktu itu HP sekeluarga itu lagi di kamar orangtua saya. Sedangkan, dia terkadang SMS malam-malam (lebih malam dari jamnya anak SD).
                Paginya, mama ngomong ama saya sambil senyum-senyum,”Si H kemarin malam SMS isinya I love u loh, Fan. Haha.”
                OMG! Muka saya langsung semerah tomat.
                “Kemarin papa yang buka SMS-nya.”
Gedubrak! Saya tambah malu lagi. Ya ampun! Kenapa ini semua bisa terjadi? Pada akhirnya, mama malah nyeritain ke adik saya dan saya diledek habis-habisan sepanjang hari di rumah. Malu banget >.<
Sedangkan, si H yang nggak jelas itu, nggak ada lagi SMS saya. Seingat saya waktu itu pas pendaftaran SMP, mama dan saya ketemu dengan dia dan papanya yang sama-sama daftar di SMP yang sama. Dan saat itu, mama nyeritain cerita lucu (menurut mama) itu ke papanya. OMG! Pastinya dia juga malu banget. Dan waktu itu saya baru sadar, mama ternyata tegaan dan nggak sensitif ya. Ya ampun!
Sejak itu, saya nggak pernah ngomong lagi ama dia, meskipun kami lagi-lagi sekelas di SMP yang sama. Pernah dia ngomong, tapi tetap aja tegaan dan jahat banget.
“Tadi nggak piket kan, Fan?” katanya sehabis dia piket.
Saya langsung geram. Saya orang pertama yang nyampe ke kelas dan langsung piket, eh malah dibilang nggak piket. “Enak aja! Kamu yang datangnya telat! Mana tau kalau aku udah piket duluan!”


Dan dia diam doank, dengan tatapan nggak ada ekspresi sama sekali. Aneh! Saya dan dia makin jauh, kayak orang asing banget. Dia asik dengan basketnya, dan jadi cowok yang diidolain cewek-cewek karena dia keren banget main basketnya. Apalagi dari hari ke hari, dia jadi makin ganteng. Dan saat itu saya merasa menyesal telah melewatkan kesempatan untuk lebih dekat dengannya dulu. Setelah banyak banget fans-nya, saya baru nyadar kok saya merasa kehilangan dia ya. Huhu. Saat adik saya bilang, ‘itu makanya, kenapa kakak nggak mau ama dia pas dulu’. Saya  jawab,’habis dulu dia nggak ganteng dan jago basket sih’. Hehe. Dan kemudian, tamat SMP dia kuliah di luar negeri sampai saya nggak tahu lagi kabarnya sekarang. Cinta monyet yang aneh. Hehe. Tapi itu menambah deret pengalaman saya yang nggak akan terlupakan, meskipun jika dia melupakan saya :)

8/22/11

Serius


Tanpa disadari, waktu tak pernah berhenti.
Waktu melangkah maju tanpa kenal kata tunggu..

Berkali-kali saya mengucapkan kalimat ini “Ternyata waktu cepat sekali berlalu ya”. Tak bosan-bosannya saya menyadari akan hal itu. Semakin cepat waktu yang berlalu, semakin banyak yang saya alami. Waktu menyadarkan saya akan hal-hal yang telah berlalu, namun terkadang tidak saya sadari.

Baru saya sadar, sudah lama sekali saya tidak update blog ini. Baru saya sadar bahwa sekarang saya sudah menjadi mahasiswa semester lima. Baru saya sadar bahwa saya sudah banyak mengenal orang-orang baru. Baru saya sadar, begitu banyak yang telah saya lewati hingga detik ini, baik duka maupun suka. Dan, baru saya sadar bahwa saya sudah serius dalam menghadapi banyak hal.

Dalam perkuliahan, saya sudah tidak punya waktu lagi untuk main-main. Saya terlalu lelah untuk menyesali kesalahan-kesalahan di tahun pertama kuliah. Saya sekarang serius. Ternyata keseriusan itu sungguh baik pengaruhnya loh. Terbukti, nilai-nilai semester saya yang jauh lebih baik dari tahun pertama. Sungguh, saya bersyukur pada-Nya. Usaha saya untuk ‘stay close’ pada-Nya benar-benar membuahkan hasil yang luar biasa. Jika ini semua hanya karena pekerjaan saya, tidaklah akan sebaik ini. Saya percaya, Ia benar-benar turut bekerja dalam usaha saya :)

Ada beberapa bagian pekerjaan dalam suatu kepanitiaan, yang harus saya selesaikan dalam waktu yang sangat dekat. Benar-benar melelahkan dan membuat saya jadi sering badmood akhir-akhir ini. Terkadang saya ingin melepaskan pekerjaan ini begitu saja. Namun toh saya tidak akan dengan gampangnya menyerah karena saya sudah memutuskan untuk mengerjakannya dengan serius, sampai selesai. Ini bukan untuk siapa-siapa, tapi hanya untuk-Nya. Saya percaya, Dia akan menguatkan saya dengan segala kelemahan saya. Saya pasti sanggup, karena Ia yang menyanggupkan saya. Saya berharap kegiatan yang kami kerjakan akan  benar-benar dapat terlaksana dengan baik dan berpengaruh baik bagi semua peserta yang mengikutinya :)

Banyak hal-hal lain yang saya hadapi dengan serius, salah satunya kamu. Saya sadar bahwa saya belum sepenuhnya mengenal kamu. Banyak sekali bagian dari diri kamu yang tidak saya ketahui dan saya mengerti. Namun, saya yakin bahwa penyertaan Ia dalam setiap pergumulan kita akan memampukan kita mengatasi semuanya. Saya percaya, Dia tidak akan membiarkan kita dalam ketidakmengertian kita akan segala sesuatu yang kita hadapi. Tuhan pasti menuntun kita asalkan kita menyerahkan diri untuk dituntun-Nya :) 

Saya bersyukur kamu masih punya keinginan untuk mengungkapkan apa yang kamu rasa dan apa yang kamu alami pada saya. Saya bersyukur, kamu juga masih berusaha untuk semakin dekat dengan-Nya dan memperbaiki diri. Saya bersyukur masih melihat keseriusan kamu. Saya bersyukur pula atas perhatian dan kepedulian kamu yang semakin bertambah akhir-akhir ini. Sungguh saya bersyukur akan kehadiran kamu. Saat saya lelah dan merasa kurang baik, kamu selalu mencoba mengerti. Sungguh-sungguh bersyukur :)  Berharap keseriusan kita dipimpin-Nya untuk mengetahui apa yang Ia inginkan bagi kita. Semoga saja :)

Dan saya percaya, setiap keseriusan akan ada hal baik yang dihasilkannya. Maka saya akan tetap serius dan semakin serius. HWAITING! :)

Tatkala jarum jam berputar setiap detiknya,
Kamu mengelilingi setiap bagian hidupku
Kamu terus mengitari tanpa kenal hari
Kamu masih disini, tanpa kenal waktu
Kamu masih tak pergi, masih menetap
Kamu masih ada,
dan semoga akan tetap ada disini..

5/27/11

Kehilangan

Ke arah mana jua kamu melangkah
Menelusuri, membaca-baca
Jika ada kamu temukan ia
Kamu tak tahu lagi harus kemana
Namun langkahmu tak juga tertahan
Seolah-olah percaya saja sudah cukup bagimu
Bilamana kah kamu mengerti?
Akan sesuatu yg mungkin tak berbekas lagi
Perihnya menjadi-jadi
Menyerbu dan tak kunjung berakhir
Tidak bisa sajakah hentikan?
Kamu ingin terlelap dalam mimpi
Dan esoknya, bangun dengan perasaan baik-baik saja
Namun, luka itu menyayat tak terkendalikan
Mengapa ada rasa sesak disini?
Mengapa hatimu tak bisa lagi bersuara?
Kamu menerka-nerka
Rasanya pun semakin menjadi
Kamu kehilangannya...


Saya pengen berteriak sekuat tenaga. ARGHHHHHHHHHHHHHHHH! Kesal, kesal, sekesal-kesalnya. Kenapa saya bisa begitu ceroboh dan menyepelekan sesuatu hal begitu aja?? Zzzzzzzzzzzzz -,-“

Kejadian itu terjadi begitu saja. Pagi itu saya ada praktikum di laboratorium dasar lantai 3. Karena asisten sudah ada yang berdatangan, kami pun mulai naik ke lantai 3. Sesampainya di depan lab, saya meraba-raba saku celana saya, mencari-cari hape pink imut tersayang. Namun, apalah daya, hape itu tidak ditemukan juga. Saya langsung nggak tenang dan ngomong ke teman saya kalau saya kehilangan hape. Teman saya pun nyuruh saya liat ke motor. Soalnya udah jadi kebiasaan kalau saya ninggalin hape di suatu sisi di motor itu. Tapi, dengan santainya saya bilang, “Ah, cuma hape seharga itu aja, nggak mungkin ada yang ngambil. Biasanya juga tinggal, nggak diambil kok”. Sepelein banget kan? :(

Tapi saya mengatakan itu semua bukan tanpa alasan loh. Udah beberapa kali hape saya tinggal di motor, tetap selamat. Tas saya juga pernah ketinggalan di rumah teman, bahkan kunci motor saya pernah ketinggalan di jok motor. Ckkcc. Benar-benar ceroboh. Namun, belum pernah saya mengalami kehilangan benda-benda berharga itu. Biasanya selalu aja dapat ditemukan kembali. Namun, kali ini berbeda.

Karena asisten udah nyuruh masuk lab, akhirnya kami semua para praktikan memasuki lab. Sementara saya melupakan masalah hape saya. Namun, masih terpikir-pikir sih sewaktu praktikum. Sehabis praktikum, kira-kira 4 jam setelah saya sadar kehilangan hape, saya segera berlari ke parkiran menuju motor. Dan apa yang terjadi, seperti firasat buruk saya, hape saya udah nggak ada lagi disana. Dengan hati gundah, mood langsung jadi jelek banget. Makan udah nggak kerasa kenyang lagi. Pokoknya semuanya rasanya nggak menyenangkan :( 

Seharian itu, benar-benar serasa diputar kenangan saya bersama hape pink imud tersayang itu. Dari saya mulai jadi mahasiswa baru, udah banyak banget kenangan bersamanya. Udah beberapa kali jatuh dan tetap hidup lagi. Udah berkali-kali mati-hidup, tetap aja masih bisa hidup lagi. Pokoknya banyak banget kenangan saya bersama hape pink imut tersayang itu :( Meskipun nggak seberapa harganya, tapi nyaman banget buat sms-an dan baterainya juga tahan lama. Waaaaaaaa!! Saya benar-benar kehilangannya.


Selain itu, nomor di hape itu juga udah cukup lama saya pakai. Di sim card itu juga banyak banget phonebook yang penting. Jadi sekarang, saya mulai kembali mengumpulkan phonebook yang hilang itu dari berbagai sumber. Sekarang saya udah beli sim card baru. Meskipun ruwet ngasih tau ke orang-orang tapi ya sudahlah. Saya belum ada waktu buat ngurus buat dapat sim card itu lagi.

Dan di balik semua ini, saya percaya. Ada rencana-Nya yang baik untuk saya. Saya diingatkan kembali untuk tidak ceroboh dan menyepelekan hal-hal kecil. Saya belajar untuk lebih hati-hati lagi dan lebih dewasa lagi. Ayooo ayooo semangat! Tetap bersyukur atas segala pelajaran yang saya peroleh akhir-akhir ini :)

HWAITINGGGGG! :D

5/17/11

Jawaban

Kamu berjalan menyusurinya
Melangkah, mencari-cari
Meraba yang mungkin tak pernah ada
Merengkuh yang sepertinya tak nyata
Akankah mampu?
Kamu tak kunjung menghentikan langkahmu
Masih dan tetap mencari-cari
Berusaha menggapai jawaban itu
Dan akhirnya, kamu mampu
Kamu tahu, kamu mendapatinya
Meski tak sesuai yang kamu harapkan
Tapi begitulah kehendakNya
Bersyukurlah,
Ia menuntunmu menemukan jawaban itu..


Saya bisa merasakannya. Saat tanpa tahu alasannya, saya bisa memutuskan sesuatu. Sebelumnya saya masih mencari-cari jawaban itu. Terus bertanya pada-Nya. Yang mana kehendak-Nya? Jalan mana yang seharusnya saya tempuh? Dan tiba-tiba saja saya mampu, saya mendapatinya.

Saya percaya tidak ada yang namanya kebetulan. Mana mungkin Ia menciptakan kita asal-asalan aja? Nggak mungkin Dia merencanakan segala sesuatu untuk kita itu secara acak. Karna Ia sempurna, begitu juga dengan segala rencana-Nya :) 

Dulu saya khawatir. Saya berpikir, pasti sulit sekali untuk mengerti kehendak-Nya. Sedangkan, untuk mengerti kehendak sesama kita aja susahnya minta ampun. Apalagi kehendak-Nya. Bagaimana coba, kita ngerti tentang apa yang Ia pikirkan? Apa yg Ia inginkan bagi kita? Saya nggak habis pikir waktu itu dan terus bertanya-tanya pada siapa saja. Kebanyakan dari mereka bilang, mendekatlah pada-Nya. Kalau kita dekat, pasti Ia akan menunjukkan kehendak-Nya. Pas saya denger, yang ada dipikirkan saya,”Ini jawabannya klise banget. Saya butuh yang konkretnya! Gimana pula kita dengar jawaban dari Dia? Emang Tuhan entar bilang, ‘Keputusan ini yang harus kamu ambil, Fany’?”

Tapi ternyata jawaban mereka yang keliatan enggak konret itu bener-bener ajaib loh. Saya berusaha sedekat mungkin pada-Nya. Meskipun terkadang memang perlu perjuangan yang keras. Tiba-tiba saja saya merasakannya. Saya mendapatkan jawabannya. Dan setelah saya berani memutuskan jawabannya, saya baru menyadari bahwa ternyata rencana-Nya memang lah yang terbaik. Semuanya terlihat jelas setelah saya memutuskannya. Meskipun setelah memutuskannya masih terasa berat, tapi saya merasa benar-benar bersyukur :)

Banyak hal yang harus saya putuskan lagi. Saya rasa, semua orang juga begitu. Baik itu keputusan kecil, maupun keputusan besar. Semuanya sama aja kok. Karena Tuhan nggak lihat perkara yang kecil dan yang besar. Malah dari perkara yang kecil itu, kita bisa belajar untuk menghadapi perkara yang lebih besar, lebih besar lagi, dan mungkin super besar.

Dan jangan lupa, bawa segala perkara ke hadapan-Nya. Jangan cuma  mengasihani diri sendiri. Berserulah pada-Nya dan biarkan Ia yang pulihkan hidupmu :)


Stay close with God. God will answer all of your prayers :)

5/15/11

Ujian-Ujian Ini

Haloooo :)
Udah lama banget nggak posting. Kangen sih. Tapi entah kenapa, sebulan ini banyak banget hal-hal yang harus dikerjain. Jadinya ya nggak konsen buat nulis dan berpikir. Hehe :)
Selama sebulan ini, banyak banget ujian yang saya lalui. Dari ujian mid-semester, sampai jenis ujian-ujian lainnya. Bener-bener buat kepala puyeng, tapi syukurlah itu semua bisa terlalui.
Ujian-ujian itu antara lain:

1.      1.  Ujian mid-semester
Meskipun tidak sebaik apa yang saya harapkan, tapi saya puas dapat menjaga integritas saya dalam menjalani ujian tersebut. Apapun  hasilnya, segitulah kemampuan saya. Dan saya percaya, kalau kita berusaha, Ia pasti akan turut bekerja di dalamnya :)

2.      2.  Laporan praktikum
Laporan praktikum jadi makin berat. Pada awalnya ada tiga praktikum yang cara penulisannya dengan berbagai variasi. Satu laporan dibuat dengan mesin tik. Satu laporan dengan ditulis tangan. Laporan lainnya diketik dengan komputer. Saya bersyukur hanya satu laporan yang pakai mesin tik. Apalagi pada hari yang sama, ada dua praktikum. Jadi buat laporannya benar-benar kejar-kejaran. Seminggu benar-benar habis untuk mengerjakan laporan. Eh, tiba-tiba ada perubahan. Laporan yang harusnya diketik pakai komputer malah diganti jadi pakai mesin tik karena beberapa hal. Kesel dan tidak terima awalnya. Jadi ngomel-ngomel nggak jelas. Bayangkan aja, dua praktikum itu dihari yang sama. Keduanya pakai mesin tik pula. Kapan mau ngerjainnya?  >.< Namun, akhirnya saya belajar ikhlas dan sabar menerima keputusan tersebut. And, see? Saya ternyata mampu kok mengerjakan semuanya. Meskipun emang ujung-ujungnya kejar-kejaran ngerjainnya. Tapi, Ia memampukan saya. Sungguh luar biasa :) Saya dapat satu pelajaran lagi. Nggak usah nganggap suatu pekerjaan itu berat. Nggak usah ngabisin waktu dengan ngomel-ngomel. Tinggal terima dengan ikhlas, kerjakan dengan meminta pertolongan-Nya. Pasti bisa :)

3.      3.  Publikasi
Saya mengambil bagian publikasi di suatu acara yang akan kami adakan. Bagian saya itu sebenarnya cukup penting. Karena, kepastian jumlah peserta sangat diperlukan untuk menentukan hal-hal lainnya. Kayak gimana mau nentuin tempat yang disediakan, kamarnya, dan llain-lainnya kalau jumlahnya aja belum jelas >.< Tapi, sampai sekarang belum ada kemajuan yang cukup besar. Dari jumlah perkiraan, yang beri kepastian nggak nyampai 10%, diluar panitia. Jadi buat pusing mikirannya. Karena segala cara, udah saya coba. Nanya langsung ke masing-masing orangnya udah. Tapi, ya tetap aja masih banyak yang belum ngasih kepastian. Ya, semoga saja ke depannya ada kemajuan. Hwaiting! :D

4.       4. Tugas-tugas kuliah
Kalau yang namanya tugas, pasti nggak ada habisnya buat anak kuliahan. Saat ujian mid-semester, serasa nggak kuliah karena tugas-tugas berhenti mengalir sesaat. Rasanya tenang, hanya fokus ke ujian mid. Tapi, sehabis mid, tugas-tugas bertubi-tubi menghampiri. Lagi-lagi tugas presentasi yang paling banyak. Ada juga tugas nyelesain soal. Yang nggak tahannya, soalnya 10 dan baru dikasih sehari sebelum dikumpul. Yang bener aja >.< Dulu aja pernah dikasih soal mata kuliah itu juga sama dosen yang sebelumnya (dosennya ada dua, dari awal semester sampai mid, diganti lagi setelah mid). Dikasih tiga soal aja, minggu depannya dikumpulin, udah buat kepala puyeng, nyut-nyutan. Apalagi 10 soal dalam semalam. Kepala kayak ditokok-tokok palu. Sakit banget >.< Ujung-ujungnya saya hanya bisa ngerjain 6 soal. Tapi, masih bersyukur loh karena soal-soal itu benar-benar yang saya mengerti, nggak liat punya temen lain :)

5.      5.  Memaafkan
Lagi-lagi ini jadi ujian terberat saya selama sebulan ini. Sebelumnya, saya pernah membenci seseorang dan mengeraskan hati saya untuk tidak memaafkannya seumur hidup saya. Wihh. Sadis banget ya J Tapi, apa yang saya dapat? Ada segumpal dendam di hati saya. Hal itu membuat saya jadi tidak tenang. Pada akhirnya saya lega karena benar-benar telah memaafkannya. Saya masih mengingatnya dengan jelas, namun sakitnya sudah tidak terasa lagi. Itu makna memaafkan yang saya yakini :)

Dan kali ini, saya diuji lagi. Benar-benar sakit rasanya. Saya tidak bisa membandingkan mana yang lebih sakit dulu atau sekarang karena yang dulu benar-benar saya tidak tahu lagi seperti apa sakitnya. Perih yang ini awalnya membuat saya sama seperti yang dulu, membencinya. Namun, syukurlah hal itu tidak lama saya rasakan. Nggak sampai sehari, saya benar-benar lega sudah memaafkannya. Saya merasa egois jika saya tidak memaafkannya. Saya saja orang yang penuh dengan dosa ini, selalu diampuni kesalahan oleh-Nya. Bahkan, diselamatkan-Nya hanya oleh kasih karunia-Nya. Bagaimana mungkin saya bisa bilang, Tuhan, ampuni kesalahan saya, sementara saya tidak mengampuni kesalahan orang lain kepada saya? Tidak ada di dunia ini yang sempurna. Namun, untuk menyerupai-Nya adalah salah satu tujuan hidup kita :) 

Jika ada orang bilang bahwa karena saya orang baik, wajar toh saya bisa memaafkan. Itu sebenarnya salah. Saya itu manusia biasa. Saya benar-benar membencinya pada saat itu. Jika saya hanya berusaha sendiri, saya tidak akan mampu. Namun, anugerah-Nya lah yang memampukan saya. Bukan karena diri saya.
Saya menyadari  bahwa terkadang saya masih sering berpikiran negatif terhadap dia. Kadang saya berpikir, “Ah, saya udah tahu lah siapa kamu. Nggak usahlah ngomong yang baik-baik lagi.”
Saya  tahu bahwa saya salah. Karena saya tidak berhak menghakimi sesama. Cuma Dia yang tahu. Dan saya menyadari, saya itu orang berdosa juga loh. Karena itu, sekarang saya sedang mencoba untuk tidak menghakimi dan berpikir positif terhadap sesama. Pasti bisa :)
Semoga saya benar-benar tulus memaafkannya :)

Sebenarnya banyak ujian-ujian yang saya alami,. Tapi, rasanya tidak cukup kalau diceritain satu-satu. Namun, saya percaya, jika saya dapat melewati segala ujian ini, saya akan semakin tahan uji. Tuhan tidak pernah membiarkan luka di hati terjadi tanpa suatu tujuan. Jadi saya percaya, rencana indah-Nya sudah menanti saya :)

4/6/11

Survive^^

Ampun deh, semuanya numpuk.  Semuanya, semuanya. Ckck.

Ga bisa dikatakan lagi seberapa letih saya akhir-akhir ini. Minggu yang sama seperti minggu-minggu sebelumnya. Rutinitas yang membuat seluruh badan pegel-pegel dan kepala nyut-nyutan. Ingin sekali meneriakkan segala yang dirasa dalam dada, namun kurang pas tempat dan waktunya.  Oh iya, besok kan ke pantai lagi. Bisalah teriak sepuasnya :D

Dalam lingkar ini aku meraba-raba,
Berusaha menggapai pinggir lingkar
Ingin keluar, ingin menghindar
Namun yg diinginkan seringkali tak jadi kenyataan
Lagi-lagi, aku mengelilingi lingkar itu
Lingkar yang sama, Rasa yang sama, keletihan yang sama
Hanya satu yang dapat ku lakukan
Bertahan untuk tak jatuh lebih dalam lagi dalam lingkar itu
Aku harus bertahan,
Dan berserah pada-Nya..

Di tengah kesibukan ini, saya merasa jatuh lagi. Mengatasnamakan segala keletihan ini sebagai alasan kejatuhan saya. Ah, yang bener aja lah? Masa kesibukan yang hanya begini saja, yang membuat saya menjauhi -Nya? Saya menyadari alasan itu terlalu dangkal. Justru harusnya segala keletihan ini yang membuat saya lebih banyak bersyukur lagi pada-Nya. Karena apa? Karena sampai detik ini, semuanya baik-baik saja toh? Ya, benar sekali. Saya merasa malu. Bayangkan saja, waktu saya untuk bertemu dengan-Nya sudah sangat jarang sekali. Tapi, lihatlah. Penyertaan-Nya dalam hidup saya tak pernah habisNya. Saat saya jauh, Ia tetap dekat. Ia tahu segala yang saya perlukan. Tak sedetik pun Ia meninggalkan saya sendirian. Sungguh besar kasih-Nya :)

Akhir-akhir ini, banyak hal yang saya pelajari. Saya belajar bagaimana caranya untuk tetap bersyukur dalam segala keletihan, saya belajar cara mengatasi rasa malas, saya belajar lebih mandiri lagi, dan juga belajar memahami kamu. Saya bersyukur keadaan kamu sudah lebih baik dari yang kemarin-kemarin. Saya bersyukur, kamu kembali menjadi kamu yang biasanya. Semoga saja, kamu tetap bertahan seperti ini ya :) Meskipun nanti jika kamu berubah lagi dan merasa tidak ada yang mengerti, biarkan saya tetap mencoba untuk memahaminya, meski mungkin sulit :)

Saya masih percaya bahwa semua letih, sakit, luka, selalu ada maksudnya. Saya jadi belajar dan terus belajar karena semuanya.  Saya berusaha tidak menjadikan segala letih ini sebagai beban, tapi pembelajaran. Ayolah, fany! Ini cuma awal dari perjuangan. Pasti akan ada yang lebih berat lagi. Jangan jadikan ini semua alasan yang menghalangi kedekatan dan pelayanan kamu, fany. I will survive because of God’s love :) Semangat, semangat! :D (menyemangati diri sendiri itu penting juga loh. Jangan cuma pengaruh dari orang lain aja).

Dari semula t’lah ku tetapkan hidupku dalam tanganMu,
dalam rencanaMu, Tuhan
Rencana indah t’lah Kau siapkan bagi masa depanku yang penuh harapan
S'mua baik, s'mua baik, apa yang tlah Kau perbuat di dalam hidupku
S'mua baik, sungguh teramat baik
Kau jadikan hidupku, berarti..

Selamat beraktivitas teman-teman :D

3/7/11

Mencoba

Akhir-akhir ini saya merasa cepat lelah. Akibatnya, kumat deh kebiasaan buruk saya, suka mengeluh >.< Padahal udah lama saya berusaha menghilangkannya loh. Mungkin kamu merasa takjub mendengar keluhan saya. Mungkin kamu berpikir “Ah, masa baru kayak gitu aja, udah bilang capek sih”. Mungkin kamu akan selalu menganggap saya manja. Dan mungkin saja saya memang seperti yang kamu pikirkan. Namun, pada intinya saya lega udah menjadikan kamu tempat keluhan saya. Meskipun kamu ketawain, meskipun kamu ejekin, meskipun kamu selalu mengoreksi saya yang sering mengulangi dua kata itu terus-menerus, saya tidak perduli. Cukup mengeluh pada kamu, saya sudah cukup merasa nyaman :)

Saya bisa merasakan minggu-minggu ini cukup berat untuk kamu. Kamu merasa ragu untuk menyelesaikan semuanya tepat pada waktunya. Namun, saya percaya kamu mampu kok :) Saya tidak meragukan kamu sama sekali. Dan saya akan selalu berusaha menolong kamu semampu saya. Dan kamu harus juga percaya, saya akan selalu berusaha disamping kamu. Kamu bisa kok. Percaya deh :)

Baru-baru ini saya menyadari bahwa ada beberapa hal yang perlu saya perbaiki akan diri saya. Salah satunya sifat tertutup saya, yang terkadang membuat orang bertanya-tanya tentang apa yang saya rasa atau apa yang saya alami. Sifat yang bisa membuat orang bingung dan sulit untuk mengerti saya. Saya sadar akan hal itu. Namun, sama sekali saya tidak mau begitu. Saya juga ingin seperti kamu, yang mampu menceritakan apa saja yang kamu rasa tanpa terdengar berat saat mengutarakannya. Saya berbeda. Sulit sekali mengutarakan, menceritakan apa yang saya rasa terhadap orang lain, terutama yang baru saya kenal. Saya baru bisa menceritakannya pada orang-orang tertentu, yang benar-benar saya rasa nyaman. Itupun masih berat rasanya. Terkadang lidah terasa kelu untuk mengucap sepatah kata saja. Sungguh berat >.<

Saya tau. Sifat terbuka memang lebih baik. Selain bisa lebih mengenal lagi, sifat terbuka juga membuat kita mengetahui kondisi kita masing-masing dan mungkin bisa saling mendukung satu sama lain. Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya ingin, ingin sekali untuk lebih terbuka pada orang lain, terutama kamu. Siapa sih yang mau memendam-mendam perasaan sendirian? Kamu juga pasti tau tidak enaknya menyimpan sesuatu sendirian.

Saya kembali berusaha, memperbaiki hal-hal yang kurang baik dalam diri saya. Bukan saja karena kamu tentunya, namun karena menurut saya, ini sangat penting untuk saya sendiri :) Kamu yang mendorong saya untuk semakin lebih baik dari yang sebelumnya. Dan saya percaya, kamu melakukan itu semua juga untuk kebaikan saya sendiri. Semoga :)

Saya harap kamu dapat mengerti saya dan biarkan saya memulai perlahan-lahan untuk semakin yakin mampu menceritakan segala sesuatunya pada kamu, baik tentang hal yang kecil, maupun yang besar. Mungkin saya tidak bisa langsung terbuka pada kamu. Namun, saya akan mencoba sedikit demi sedikit untuk menumbuhkan rasa nyaman menceritakannya ke kamu. Saya harap kamu bersabar selagi saya mencobanya :) Semoga kita semakin bertumbuh di dalam-Nya :)


Dan rintik hujan kali ini serasa sadarkanku
Mencari-cari kepingan perasaan yang hilang
Menerka-nerka dimana ia terletak
Menggali begitu dalam, hingga gelap terkuak
Mendapati secercah cahaya itu
Mensyukurinya dan berusaha menjaganya
Dan kamu, sang cahaya itu
Biarlah terangi seluruh rongga di ruang hatiku
hingga kelam takut tuk menjelang

2/16/11

Percayalah...

Menyelinap tanpa disadari
Hadir tanpa diketahui
Diam-diam memenuhi hati ini
Merambat, meresap
Aku percaya..
Rasa ini, rasa untukmu…

Mungkin masih banyak hal yang tidak kamu percayai dari saya. Mungkin sangat banyak. Mungkin juga sangat sulit. saya tidak menyalahkan kamu. Saya juga. Saya orang yang tidak gampang mempercayai suatu hal. saya hanya akan mempercayai hal yang saya ingin percaya. Berbeda dengan kamu yang selalu butuh bukti. Aneh kan saya? Ya, saya itu sebenarnya sangat aneh. Banyak hal yang saya lakukan, tanpa saya ketahui alasannya. Mungkin saya tidak tahu atau tidak ingin mencari alasannya. Tapi, saya tahu satu hal kok, Tuhan punya segala maksud atas semuanya dan Ia yang serba tau, bukan saya.

Mungkin semua ini masih terasa berat untuk saya. Memahami kamu, mengerti kamu, apalagi mengerti akan kehendak-Nya. Semuanya itu tidak segampang kata-kata yang diucapkan. Namun, saya juga orang yang tidak pernah kenal kata menyerah. Saya berusaha. Sampai detik ini, saya masih berusaha. Berusaha untuk semakin mengenal dan memahami kamu. Berusaha untuk mencari tau, apa memang benar kamu yang Tuhan kehendaki untuk saya.

Saya masih seorang manusia, yang tidak sempurna dan punya banyak kekurangan. Saya masih terus belajar, untuk terus memperbaiki diri. Setiap manusia sudah menjadi keharusannya untuk berusaha memperbaiki dirinya dalam hal apapun, begitu pula dengan saya. Dan saya yakin, kamu juga ingin memperbaiki diri untuk kebaikan kamu sendiri. Saya tidak ingin mengubah kamu menjadi orang lain. Tapi, saya ingin kamu menjaga diri kamu dengan sebaik-baiknya untuk kamu sendiri.

Dan saya mengerti tentang rasa yang hadir disini, di relung hati saya. Saya paham bahwa ini bukan hanya perasaan suka, layaknya anak SMA. Saya sudah mengalami jadi anak SMA yang berkali-kali suka pada seseorang. Saya tahu kok bedanya rasa suka dan rasa yang saya rasakan sekarang. Banyak pelajaran yang saya peroleh dari segala hal yang telah saya alami dan kamu sudah tahu beberapanya.

Tidak cukup hanya kata-kata yang bisa saya tuliskan untuk mengungkapkan betapa saya sangat bersyukur bisa mengenal kamu. Kehadiran kamu terasa begitu berarti dalam hidup saya. Saya tahu begitu banyak perbedaan saya dan kamu. Namun, itu semua serasa menyenangkan buat saya. Toh perbedaan itu yang membuat orang-orang saling melengkapi. Itu semua menambah pelajaran hidup saya. Seperti yang kamu bilang, ‘masalah yang kita alami melatih kita untuk lebih berpikir dan bersikap dewasa’ dan ‘orang yang tidak pernah melakukan kesalahan adalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa’.

Kali ini saya benar-benar serius. Saya percaya pada janji kamu. Tidak butuh banyak janji, cukup satu janji itu kamu penuhi, saya sudah sangat berterima kasih. Lagipula kamu tahu kan maksudnya saya bersikeras kamu harus memenuhinya? Ya, tentu saja itu semua juga untuk kamu.


Kamu salah satu alasan saya lebih serius dalam studi, juga dalam kedekatan saya dengan-Nya. Semoga saja kita semakin saling mengenal, mengerti, dan memahami seiring bergulirnya waktu. Seperti saya mempercayai setiap kehadiran hujan adalah bahagia saya dari-Nya, begitu pulalah saya percaya Ia akan memberikan yang terbaik untuk kita asal kita menyerahkan segala sesuatunya ke tangan-Nya. Percayalah  J

1/13/11

Semangat, semangat !

Ujian lagi, ujian lagi. Seingat saya baru beberapa minggu selesai UTS. Sekarang udah ujian semester lagi. Capekkkkkkkkkkkk >.<

Ujian selalu buat kepala mumet dan puyeng. Kalau yang hitungan, liatin soal-soalnya udah serasa mau muntah, apalagi ngerjainnya, jadi muntah beneran >.<
Nah, lain lagi kalau yang hapalan, jedot-jedotin kepala ke dinding pun, hapalannya nggak masuk-masuk. Saya paling capek kalau bagian menghapal. Dan yang lebih menyebalkannya lagi, kalau bukan hapalan yang saya hapal itu yang keluar pas ujian. Contohnya aja tadi, dikasih bahan-bahan ujian yang teori hapalan, penyelesaian soal-soal, dan ternyata…  yang keluar pas ujian bukan hapalan itu, tapi malah bagian yang tidak saya hapal. Oh tidak! Baru liat soal aja, udah serasa mau keluar dari ruangan itu. Dan saat disuruh ngumpul, saya dengan semangat 45 segera ngumpulinnya. Dan keluar dari ruangan? Sejuta rasa kesal saya dan teman saya ungkapkan mengenai ujian itu. Kesal, kesal, kesal banget!!!

Tapi mau gimana lagi, toh sedari dulu soal dosen itu selalu saja mengejutkan. UTS kami aja sekelas ancur-ancuran karena soalnya beda banget sama yang dipelajari >.<

Ujian ini, saya masih merasakan mumet dan tidak pernah puas saat mengerjakannya. Tidak ada satupun yang bisa dikatakan lancar. Tapi, jangan salah loh. Ujian kali ini, ada bedanya dengan ujian-ujian sebelumnya. Kok bisa?
Nah, itu dia. Tahun ini, saya nggak mau sama kayak dulu-dulu lagi. Meskipun sering kali niat malas-malasan kayak dulu hadir, tapi syukurlah selalu ada yang menyemangati dan membuat saya sadar. Saya nggak mau semester ini sama dengan semester-semester sebelumnya! Meskipun pelajaran udah semakin berat, tapi saya tetap berusaha semampu saya. Yang penting itu usaha dan berdoa, kalau hasilnya ya kita serahkan saja pada-Nya :) 

Entah mengapa, saya percaya semester ini akan lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Meskipun tidak ada ujian yang saya lalui dengan sempurna atau mendekati sempurna, saya tetap berharap hasilnya akan menjadi baik nantinya. Kalau dulu saya menyesal karena kurang berjuang buat ujian, sekarang saya tidak akan menyesali apapun lagi. Saya akan menerimanya denga lapang dada. Apapun hasilnya, segitulah kemampuan saya :) 

Dan akhir ujian adalah saat yang paling saya tunggu. Membayangkan mama dengan tangan terbuka, menunggu saya dengan kasih sayang beliau yang luar biasa, papa yang terlihat cuek tapi sangat mengerti dan selalu mendukung saya, dan adik , teman dalam keadaan apa saja, bisa ketawa bareng, nangis bareng, dan juga berantem bareng, semuanya membuat saya sedikit tidak sabar mau pulang (tidak mau dibilang tidak sabar sepenuhnya karena sekarang saya sedang belajar bersabar :P).
Meskipun baru belasan hari yang lalu saya pulang, tapi yang kemarin itu serasa nggak nyampe sehari di rumah. Maka, ini akan menjadi liburan yang akan saya buat jadi menyenangkan di tahun baru ini. Segeralah ujian ini berakhir ya Tuhan. Sabar, sabar, semangat, semangat! :D

Selamat ujian dan selamat liburan ya :)

1/2/11

2010 dan 2011

Tahun 2010 telah berakhir. Banyak sekali yang telah saya lewati selama setahun ini. Tentu saja semuanya saya kenang dengan penuh rasa syukur. Tak terhingga berkat dan rahmat yang diberikan oleh-Nya hingga penghujung tahun. Banyak sekali kenangan 2010 yang bagi saya sangat berpengaruh dalam hidup saya.

Ada kalanya disaat saya jatuh, benar-benar jatuh. Itu adalah saat saya merasa benar-benar tidak sanggup untuk bangkit. Saat semua kesulitan serasa tiba-tiba ada dihadapan saya bertubi-tubi. Sakit, lelah, perih, saya rasakan semua itu. Saat itu saya hanya bisa mengeluh dan mengeluh. Saat itu semua orang jadi tempat keluhan saya. Mungkin mereka lelah mendengar keluhan saya, tapi saya bersyukur bahwa mereka semua masih tetap ada untuk saya.

Namun, tahun 2010 bukan hanya tahun pada saat saya jatuh dan merasa kesulitan saja. Sebaliknya, tahun 2010 merupakan tahun yang berharga untuk saya karena mengenal orang-orang baru. Tuhan sungguh baik pada saya, hingga mempertemukan saya pada mereka yang membuat hidup saya lebih baik, termasuk mengenal dia.

Dulu saya pernah menyesali sesuatu yang telah saya lakukan. Namun sekarang, rasa sesal itu lenyap bersama waktu. Saya berusaha mengerti bahwa semua yang telah terjadi dalam hidup saya selalu ada maknanya, baik yang menyenangkan, maupun yang menyakitkan.

Tahun 2010 adalah tahun pembelajaran bagi saya. Tahun 2010 juga awal saya sebagai sosok yang berusaha menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Meskipun saya masih sering jatuh, tapi toh saya juga sering bangkit dari kejatuhan.

Penghujung tahun ini sungguh terasa berbeda dengan tahun yang sebelumnya. Penghujung tahun sebelumnya saya habiskan, menurut saya, dengan kegiatan yang kurang bermanfaat. Seakan hanya senang-senang saja. Tahun kemarin saya lalui dengan perasaan hampa, jauh dari keluarga sehingga tidak tahu apa yang harus saya lakukan untuk menghabiskan akhir tahun. Namun, penghujung tahun 2010 terasa berbeda bagi saya.

31 Desember 2010, saya lalui dengan hati yang tenang, damai dan bahagia, meskipun jauh dari keluarga. Disini saya merasa mempunyai keluarga yang baru, yang tak kalah menyenangkan dan memperhatikan dari keluarga saya di rumah. Sungguh besar kuasa Tuhan mempertemukan saya dengan mereka. Akhir tahun saya yang dulu biasa-biasa saja, kini menjadi luar biasa.

Malam tahun baru saya habiskan bersama mereka. Berkumpul bersama, tertawa bersama, merenung akan segala cerita di tahun 2010, dan juga turut merasakan apa yang mereka rasakan saat berbagi cerita bersama. Penghujung tahun 2010 akan selalu menjadi momen yang tidak akan saya lupakan sepanjang waktu.
Dan sekarang, mari sambut tahun 2011 dengan penuh sukacita dan keyakinan bahwa tahun ini telah dipersiapkan baik adanya oleh-Nya. HWAITING! :)

Kunaikkan syukurku, buat hari yang Kau b’ri
Tak habis-habisnya kasih dan rahmat-Mu
S’lalu baru dan tak pernah terlambat pertolongan-Mu
Besar setia-Mu di s’panjang hidupku..