5/27/11

Kehilangan

Ke arah mana jua kamu melangkah
Menelusuri, membaca-baca
Jika ada kamu temukan ia
Kamu tak tahu lagi harus kemana
Namun langkahmu tak juga tertahan
Seolah-olah percaya saja sudah cukup bagimu
Bilamana kah kamu mengerti?
Akan sesuatu yg mungkin tak berbekas lagi
Perihnya menjadi-jadi
Menyerbu dan tak kunjung berakhir
Tidak bisa sajakah hentikan?
Kamu ingin terlelap dalam mimpi
Dan esoknya, bangun dengan perasaan baik-baik saja
Namun, luka itu menyayat tak terkendalikan
Mengapa ada rasa sesak disini?
Mengapa hatimu tak bisa lagi bersuara?
Kamu menerka-nerka
Rasanya pun semakin menjadi
Kamu kehilangannya...


Saya pengen berteriak sekuat tenaga. ARGHHHHHHHHHHHHHHHH! Kesal, kesal, sekesal-kesalnya. Kenapa saya bisa begitu ceroboh dan menyepelekan sesuatu hal begitu aja?? Zzzzzzzzzzzzz -,-“

Kejadian itu terjadi begitu saja. Pagi itu saya ada praktikum di laboratorium dasar lantai 3. Karena asisten sudah ada yang berdatangan, kami pun mulai naik ke lantai 3. Sesampainya di depan lab, saya meraba-raba saku celana saya, mencari-cari hape pink imut tersayang. Namun, apalah daya, hape itu tidak ditemukan juga. Saya langsung nggak tenang dan ngomong ke teman saya kalau saya kehilangan hape. Teman saya pun nyuruh saya liat ke motor. Soalnya udah jadi kebiasaan kalau saya ninggalin hape di suatu sisi di motor itu. Tapi, dengan santainya saya bilang, “Ah, cuma hape seharga itu aja, nggak mungkin ada yang ngambil. Biasanya juga tinggal, nggak diambil kok”. Sepelein banget kan? :(

Tapi saya mengatakan itu semua bukan tanpa alasan loh. Udah beberapa kali hape saya tinggal di motor, tetap selamat. Tas saya juga pernah ketinggalan di rumah teman, bahkan kunci motor saya pernah ketinggalan di jok motor. Ckkcc. Benar-benar ceroboh. Namun, belum pernah saya mengalami kehilangan benda-benda berharga itu. Biasanya selalu aja dapat ditemukan kembali. Namun, kali ini berbeda.

Karena asisten udah nyuruh masuk lab, akhirnya kami semua para praktikan memasuki lab. Sementara saya melupakan masalah hape saya. Namun, masih terpikir-pikir sih sewaktu praktikum. Sehabis praktikum, kira-kira 4 jam setelah saya sadar kehilangan hape, saya segera berlari ke parkiran menuju motor. Dan apa yang terjadi, seperti firasat buruk saya, hape saya udah nggak ada lagi disana. Dengan hati gundah, mood langsung jadi jelek banget. Makan udah nggak kerasa kenyang lagi. Pokoknya semuanya rasanya nggak menyenangkan :( 

Seharian itu, benar-benar serasa diputar kenangan saya bersama hape pink imud tersayang itu. Dari saya mulai jadi mahasiswa baru, udah banyak banget kenangan bersamanya. Udah beberapa kali jatuh dan tetap hidup lagi. Udah berkali-kali mati-hidup, tetap aja masih bisa hidup lagi. Pokoknya banyak banget kenangan saya bersama hape pink imut tersayang itu :( Meskipun nggak seberapa harganya, tapi nyaman banget buat sms-an dan baterainya juga tahan lama. Waaaaaaaa!! Saya benar-benar kehilangannya.


Selain itu, nomor di hape itu juga udah cukup lama saya pakai. Di sim card itu juga banyak banget phonebook yang penting. Jadi sekarang, saya mulai kembali mengumpulkan phonebook yang hilang itu dari berbagai sumber. Sekarang saya udah beli sim card baru. Meskipun ruwet ngasih tau ke orang-orang tapi ya sudahlah. Saya belum ada waktu buat ngurus buat dapat sim card itu lagi.

Dan di balik semua ini, saya percaya. Ada rencana-Nya yang baik untuk saya. Saya diingatkan kembali untuk tidak ceroboh dan menyepelekan hal-hal kecil. Saya belajar untuk lebih hati-hati lagi dan lebih dewasa lagi. Ayooo ayooo semangat! Tetap bersyukur atas segala pelajaran yang saya peroleh akhir-akhir ini :)

HWAITINGGGGG! :D

5/17/11

Jawaban

Kamu berjalan menyusurinya
Melangkah, mencari-cari
Meraba yang mungkin tak pernah ada
Merengkuh yang sepertinya tak nyata
Akankah mampu?
Kamu tak kunjung menghentikan langkahmu
Masih dan tetap mencari-cari
Berusaha menggapai jawaban itu
Dan akhirnya, kamu mampu
Kamu tahu, kamu mendapatinya
Meski tak sesuai yang kamu harapkan
Tapi begitulah kehendakNya
Bersyukurlah,
Ia menuntunmu menemukan jawaban itu..


Saya bisa merasakannya. Saat tanpa tahu alasannya, saya bisa memutuskan sesuatu. Sebelumnya saya masih mencari-cari jawaban itu. Terus bertanya pada-Nya. Yang mana kehendak-Nya? Jalan mana yang seharusnya saya tempuh? Dan tiba-tiba saja saya mampu, saya mendapatinya.

Saya percaya tidak ada yang namanya kebetulan. Mana mungkin Ia menciptakan kita asal-asalan aja? Nggak mungkin Dia merencanakan segala sesuatu untuk kita itu secara acak. Karna Ia sempurna, begitu juga dengan segala rencana-Nya :) 

Dulu saya khawatir. Saya berpikir, pasti sulit sekali untuk mengerti kehendak-Nya. Sedangkan, untuk mengerti kehendak sesama kita aja susahnya minta ampun. Apalagi kehendak-Nya. Bagaimana coba, kita ngerti tentang apa yang Ia pikirkan? Apa yg Ia inginkan bagi kita? Saya nggak habis pikir waktu itu dan terus bertanya-tanya pada siapa saja. Kebanyakan dari mereka bilang, mendekatlah pada-Nya. Kalau kita dekat, pasti Ia akan menunjukkan kehendak-Nya. Pas saya denger, yang ada dipikirkan saya,”Ini jawabannya klise banget. Saya butuh yang konkretnya! Gimana pula kita dengar jawaban dari Dia? Emang Tuhan entar bilang, ‘Keputusan ini yang harus kamu ambil, Fany’?”

Tapi ternyata jawaban mereka yang keliatan enggak konret itu bener-bener ajaib loh. Saya berusaha sedekat mungkin pada-Nya. Meskipun terkadang memang perlu perjuangan yang keras. Tiba-tiba saja saya merasakannya. Saya mendapatkan jawabannya. Dan setelah saya berani memutuskan jawabannya, saya baru menyadari bahwa ternyata rencana-Nya memang lah yang terbaik. Semuanya terlihat jelas setelah saya memutuskannya. Meskipun setelah memutuskannya masih terasa berat, tapi saya merasa benar-benar bersyukur :)

Banyak hal yang harus saya putuskan lagi. Saya rasa, semua orang juga begitu. Baik itu keputusan kecil, maupun keputusan besar. Semuanya sama aja kok. Karena Tuhan nggak lihat perkara yang kecil dan yang besar. Malah dari perkara yang kecil itu, kita bisa belajar untuk menghadapi perkara yang lebih besar, lebih besar lagi, dan mungkin super besar.

Dan jangan lupa, bawa segala perkara ke hadapan-Nya. Jangan cuma  mengasihani diri sendiri. Berserulah pada-Nya dan biarkan Ia yang pulihkan hidupmu :)


Stay close with God. God will answer all of your prayers :)

5/15/11

Ujian-Ujian Ini

Haloooo :)
Udah lama banget nggak posting. Kangen sih. Tapi entah kenapa, sebulan ini banyak banget hal-hal yang harus dikerjain. Jadinya ya nggak konsen buat nulis dan berpikir. Hehe :)
Selama sebulan ini, banyak banget ujian yang saya lalui. Dari ujian mid-semester, sampai jenis ujian-ujian lainnya. Bener-bener buat kepala puyeng, tapi syukurlah itu semua bisa terlalui.
Ujian-ujian itu antara lain:

1.      1.  Ujian mid-semester
Meskipun tidak sebaik apa yang saya harapkan, tapi saya puas dapat menjaga integritas saya dalam menjalani ujian tersebut. Apapun  hasilnya, segitulah kemampuan saya. Dan saya percaya, kalau kita berusaha, Ia pasti akan turut bekerja di dalamnya :)

2.      2.  Laporan praktikum
Laporan praktikum jadi makin berat. Pada awalnya ada tiga praktikum yang cara penulisannya dengan berbagai variasi. Satu laporan dibuat dengan mesin tik. Satu laporan dengan ditulis tangan. Laporan lainnya diketik dengan komputer. Saya bersyukur hanya satu laporan yang pakai mesin tik. Apalagi pada hari yang sama, ada dua praktikum. Jadi buat laporannya benar-benar kejar-kejaran. Seminggu benar-benar habis untuk mengerjakan laporan. Eh, tiba-tiba ada perubahan. Laporan yang harusnya diketik pakai komputer malah diganti jadi pakai mesin tik karena beberapa hal. Kesel dan tidak terima awalnya. Jadi ngomel-ngomel nggak jelas. Bayangkan aja, dua praktikum itu dihari yang sama. Keduanya pakai mesin tik pula. Kapan mau ngerjainnya?  >.< Namun, akhirnya saya belajar ikhlas dan sabar menerima keputusan tersebut. And, see? Saya ternyata mampu kok mengerjakan semuanya. Meskipun emang ujung-ujungnya kejar-kejaran ngerjainnya. Tapi, Ia memampukan saya. Sungguh luar biasa :) Saya dapat satu pelajaran lagi. Nggak usah nganggap suatu pekerjaan itu berat. Nggak usah ngabisin waktu dengan ngomel-ngomel. Tinggal terima dengan ikhlas, kerjakan dengan meminta pertolongan-Nya. Pasti bisa :)

3.      3.  Publikasi
Saya mengambil bagian publikasi di suatu acara yang akan kami adakan. Bagian saya itu sebenarnya cukup penting. Karena, kepastian jumlah peserta sangat diperlukan untuk menentukan hal-hal lainnya. Kayak gimana mau nentuin tempat yang disediakan, kamarnya, dan llain-lainnya kalau jumlahnya aja belum jelas >.< Tapi, sampai sekarang belum ada kemajuan yang cukup besar. Dari jumlah perkiraan, yang beri kepastian nggak nyampai 10%, diluar panitia. Jadi buat pusing mikirannya. Karena segala cara, udah saya coba. Nanya langsung ke masing-masing orangnya udah. Tapi, ya tetap aja masih banyak yang belum ngasih kepastian. Ya, semoga saja ke depannya ada kemajuan. Hwaiting! :D

4.       4. Tugas-tugas kuliah
Kalau yang namanya tugas, pasti nggak ada habisnya buat anak kuliahan. Saat ujian mid-semester, serasa nggak kuliah karena tugas-tugas berhenti mengalir sesaat. Rasanya tenang, hanya fokus ke ujian mid. Tapi, sehabis mid, tugas-tugas bertubi-tubi menghampiri. Lagi-lagi tugas presentasi yang paling banyak. Ada juga tugas nyelesain soal. Yang nggak tahannya, soalnya 10 dan baru dikasih sehari sebelum dikumpul. Yang bener aja >.< Dulu aja pernah dikasih soal mata kuliah itu juga sama dosen yang sebelumnya (dosennya ada dua, dari awal semester sampai mid, diganti lagi setelah mid). Dikasih tiga soal aja, minggu depannya dikumpulin, udah buat kepala puyeng, nyut-nyutan. Apalagi 10 soal dalam semalam. Kepala kayak ditokok-tokok palu. Sakit banget >.< Ujung-ujungnya saya hanya bisa ngerjain 6 soal. Tapi, masih bersyukur loh karena soal-soal itu benar-benar yang saya mengerti, nggak liat punya temen lain :)

5.      5.  Memaafkan
Lagi-lagi ini jadi ujian terberat saya selama sebulan ini. Sebelumnya, saya pernah membenci seseorang dan mengeraskan hati saya untuk tidak memaafkannya seumur hidup saya. Wihh. Sadis banget ya J Tapi, apa yang saya dapat? Ada segumpal dendam di hati saya. Hal itu membuat saya jadi tidak tenang. Pada akhirnya saya lega karena benar-benar telah memaafkannya. Saya masih mengingatnya dengan jelas, namun sakitnya sudah tidak terasa lagi. Itu makna memaafkan yang saya yakini :)

Dan kali ini, saya diuji lagi. Benar-benar sakit rasanya. Saya tidak bisa membandingkan mana yang lebih sakit dulu atau sekarang karena yang dulu benar-benar saya tidak tahu lagi seperti apa sakitnya. Perih yang ini awalnya membuat saya sama seperti yang dulu, membencinya. Namun, syukurlah hal itu tidak lama saya rasakan. Nggak sampai sehari, saya benar-benar lega sudah memaafkannya. Saya merasa egois jika saya tidak memaafkannya. Saya saja orang yang penuh dengan dosa ini, selalu diampuni kesalahan oleh-Nya. Bahkan, diselamatkan-Nya hanya oleh kasih karunia-Nya. Bagaimana mungkin saya bisa bilang, Tuhan, ampuni kesalahan saya, sementara saya tidak mengampuni kesalahan orang lain kepada saya? Tidak ada di dunia ini yang sempurna. Namun, untuk menyerupai-Nya adalah salah satu tujuan hidup kita :) 

Jika ada orang bilang bahwa karena saya orang baik, wajar toh saya bisa memaafkan. Itu sebenarnya salah. Saya itu manusia biasa. Saya benar-benar membencinya pada saat itu. Jika saya hanya berusaha sendiri, saya tidak akan mampu. Namun, anugerah-Nya lah yang memampukan saya. Bukan karena diri saya.
Saya menyadari  bahwa terkadang saya masih sering berpikiran negatif terhadap dia. Kadang saya berpikir, “Ah, saya udah tahu lah siapa kamu. Nggak usahlah ngomong yang baik-baik lagi.”
Saya  tahu bahwa saya salah. Karena saya tidak berhak menghakimi sesama. Cuma Dia yang tahu. Dan saya menyadari, saya itu orang berdosa juga loh. Karena itu, sekarang saya sedang mencoba untuk tidak menghakimi dan berpikir positif terhadap sesama. Pasti bisa :)
Semoga saya benar-benar tulus memaafkannya :)

Sebenarnya banyak ujian-ujian yang saya alami,. Tapi, rasanya tidak cukup kalau diceritain satu-satu. Namun, saya percaya, jika saya dapat melewati segala ujian ini, saya akan semakin tahan uji. Tuhan tidak pernah membiarkan luka di hati terjadi tanpa suatu tujuan. Jadi saya percaya, rencana indah-Nya sudah menanti saya :)