2/28/13

Kamu yang Berbeda


Dan kamu terasa berbeda
Ya, sebenarnya kamu tetap kamu
Kamu masih kamu, tidak berubah 
Hanya kamu yg aku rasa kini, berbeda 
Dulu di dekat kamu tak begini 
Dulu tak ada rasa ini, tak ada debar ini 
Dan kini semua tak sama 
Karena kamu telah ada di hatiku…

Benar-benar diluar dugaan. Dulu, saya selalu tahu dengan siapa saya akan jatuh hati. Saya mengerti kenapa saya bisa jatuh hati dengan orang tersebut. Namun sekarang saya serasa jadi orang gila. Tiba-tiba jatuh tanpa tahu kapan, kenapa, dan bagaimana. Dan kamu lah tempat saya jatuh itu…

Jika dipikir-pikir, sungguh, saya tidak ingin jatuh pada kamu. Saat hati saya jatuh pada kamu, ada banyak perkara yang saya tela’ah. Rasa-rasanya tidak mungkin. Memang, ini sepertinya tidak mungkin. Karena saya dan kamu, jauh berbeda.

Seperti yang kita sukai, berbeda. Kamu menyukai bintang yang tak dapat terlihat kerlip indahnya saat hujan. Sementara saya begitu menggilai sang hujan. Masih ingatkah kamu tentang perbedaan kita yang satu ini?

Yang lainnya, kamu terlalu dewasa bagi saya. Dan saya serasa sangat kanak-kanak jika berhadapan dengan kamu. Sungguh berkebalikan. Dan banyak lagi yang berbeda di antara kita…

Benar, saya tidak tahu apa yang kamu rasa. Bukannya saya tidak mau peduli, tapi rasanya saya tidak berhak untuk mencari tahu. Kamu masih terasa begitu jauh. Dan saya pun masih geleng-geleng kepala, tak percaya akan rasa ini. 

Dan sampai detik ini saya hanya bertanya pada-Nya. Apa maksud dari rasa ini? Berharap Ia memberi jawaban segera. Jika yang saya rasakan salah, biar Dia yang hapuskan, lenyapkan, dan jadikan semua yang dulu kembali. Namun, jika kamu benar-benar orang yang disediakan oleh-Nya, biarlah perasaan ini saya jaga, tumbuh, dan berkembang. Ya, pada waktu-Nya, saya akan mengerti. Saya akan tahu jawaban dari-Nya. Dan saya tetap percaya bahwa yang Ia rencanakan selalu indah J

2/20/13

Aku Mengasihimu


Diterpa angin sang malam
Dihujani derasnya sang hujan
Melunglai tak berdaya
Sakit, perih, luka
Hanya dengan mengenangmu,
aku mampu kuat
dengan mengingatmu,
aku tak lagi merasakan sakit, perih, dan luka
hanya karenamu….



Di bulan Februari yang dikenal dengan bulan kasih sayang ini, saya merasa waktu begitu cepat berlalu. Maklumlah, ada suatu pekerjaan besar yang saya dan teman-teman kerjakan. Ya, menyambut hari kasih saying (Valentine’s Day), kami mengerjakan paket valentine. Paket ini terdiri dari beberapa variasi. Kami mengerjakannya dalam rangka aksi dana karena ada suatu acara besar yang akan kami ikuti di bulan Juli dan Agustus.

Saya pribadi mempunyai harapan besar bahwa paket valentine yang kami kerjakan akan laku besar :D Meskipun ini terlihat usaha kecil, saya tak berharap yang kecil-kecil. Dari hari ke hari, promosi yang saya dan teman-teman lakukan ternyata berbuah manis.

 Dengan bermuka tebal, tak henti-hentinya kami melakukan promosi, berulang-ulang. Bahkan, jangan-jangan pemesan jadi agak terpaksa karena bosan kami tawari terus :p Hal ini tak jadi soal karena semakin hari, semakin banyak jumlah pemesanan. Yang luar biasa, ada suatu pemesanan borongan. Sungguh diluar dugaan! Alhasil, keuntungan yang kami peroleh tak bisa dibilang sedikit, namun cukup besar. Bersyukur, bersyukur untuk ini J

Tujuan dari pemesan bermacam-macam. Ada untuk kekasih, sahabat, kakak, abang, dan ada juga untuk orang tua. Tepat pada tanggal 14 Februari, saya dan beberapa teman bertugas mengantarkan pesanan sesuai tujuan.

Momen yang membuat saya terenyuh adalah saat kami mengantarkan suatu paket dari sang anak untuk orang tuanya. Kami mengantarkan paket tersebut ke tempat orang tua sang anak bekerja. Sang ibu menerima paket dengan wajah tersenyum. Terlihat sekali ibu tersebut sangat berbahagia menerima paket dari sang anak. Dan saya pun jadi teringat dengan mama…

Mengingat kesibukan saya di tahun akhir perkuliahan ini, sangat sulit mencari waktu untuk pulang kampung. Terakhir pulang kampung, hanya dua malam saya berada di rumah. Itu pun disempat-sempatkan karena mengejar akan seminar proposal. Sungguh tidak cukup waktu saya bersama keluarga pada liburan terakhir.

Tepat setelah menyelesaikan urusan antar-mengantar, saya segera mengirimkan pesan singkat ke mama:

“Terima kasih atas cinta mama sejak fani ada di dunia ini hingga kini. Tetaplah tak henti mencintai fani ya mama. Selamat hari kasih sayang. Tuhan memberkati.”

Jujur saya sangat sulit mengungkapkan emosi lewat kata-kata dan perbuatan. Rasanya geli dan memalukan. Namun, untuk mama dan papa, saya tidak merasakan hal tersebut. Dengan mata berkaca-kaca, saya mengirimkan pesan singkat tersebut dan semakin berkaca-kaca saat mendapat balasan dari mama. Saya begitu merindukan beliau; keluarga kecil kami; mama, papa, dan adik saya.

Mengasihi memang harusnya dilakukan setiap hari, namun hari kasih sayang juga diperlukan sebagai momen untuk mengingatkan dan menghangatkan kasih sayang itu kembali. Tak ada salahnya bukan? Ungkapan kasih pada momen ini pun harusnya tak jadi terasa aneh. Boleh-boleh saja. Dan saya pun ingin terus mengatakan ini:

Aku mengasihimu…
Mama, papa, dan adik…
 Selamat mengasihi ^^