Diterpa angin sang malam
Dihujani derasnya sang hujan
Melunglai tak berdaya
Sakit, perih, luka
Hanya dengan mengenangmu,
aku mampu kuat
dengan mengingatmu,
aku tak lagi merasakan sakit, perih, dan luka
hanya karenamu….
Di bulan Februari yang dikenal dengan bulan kasih sayang ini, saya merasa waktu begitu cepat berlalu. Maklumlah, ada suatu pekerjaan besar yang saya dan teman-teman kerjakan. Ya, menyambut hari kasih saying (Valentine’s Day), kami mengerjakan paket valentine. Paket ini terdiri dari beberapa variasi. Kami mengerjakannya dalam rangka aksi dana karena ada suatu acara besar yang akan kami ikuti di bulan Juli dan Agustus.
Saya pribadi
mempunyai harapan besar bahwa paket valentine yang kami kerjakan akan laku
besar :D Meskipun ini terlihat usaha kecil, saya tak berharap yang kecil-kecil.
Dari hari ke hari, promosi yang saya dan teman-teman lakukan ternyata berbuah
manis.
Dengan bermuka tebal, tak henti-hentinya kami
melakukan promosi, berulang-ulang. Bahkan, jangan-jangan pemesan jadi agak
terpaksa karena bosan kami tawari terus :p Hal ini tak jadi soal karena semakin
hari, semakin banyak jumlah pemesanan. Yang luar biasa, ada suatu pemesanan
borongan. Sungguh diluar dugaan! Alhasil, keuntungan yang kami peroleh tak bisa
dibilang sedikit, namun cukup besar. Bersyukur, bersyukur untuk ini J
Tujuan dari
pemesan bermacam-macam. Ada untuk kekasih, sahabat, kakak, abang, dan ada juga
untuk orang tua. Tepat pada tanggal 14 Februari, saya dan beberapa teman
bertugas mengantarkan pesanan sesuai tujuan.
Momen yang
membuat saya terenyuh adalah saat kami mengantarkan suatu paket dari sang anak
untuk orang tuanya. Kami mengantarkan paket tersebut ke tempat orang tua sang
anak bekerja. Sang ibu menerima paket dengan wajah tersenyum. Terlihat sekali
ibu tersebut sangat berbahagia menerima paket dari sang anak. Dan saya pun jadi
teringat dengan mama…
Mengingat kesibukan
saya di tahun akhir perkuliahan ini, sangat sulit mencari waktu untuk pulang kampung.
Terakhir pulang kampung, hanya dua malam saya berada di rumah. Itu pun
disempat-sempatkan karena mengejar akan seminar proposal. Sungguh tidak cukup
waktu saya bersama keluarga pada liburan terakhir.
Tepat setelah
menyelesaikan urusan antar-mengantar, saya segera mengirimkan pesan singkat ke
mama:
“Terima kasih atas cinta mama sejak fani ada di dunia ini hingga kini. Tetaplah tak henti mencintai fani ya mama. Selamat hari kasih sayang. Tuhan memberkati.”
Jujur saya
sangat sulit mengungkapkan emosi lewat kata-kata dan perbuatan. Rasanya geli dan memalukan. Namun,
untuk mama dan papa, saya tidak merasakan hal tersebut. Dengan mata
berkaca-kaca, saya mengirimkan pesan singkat tersebut dan semakin berkaca-kaca
saat mendapat balasan dari mama. Saya begitu merindukan beliau; keluarga kecil
kami; mama, papa, dan adik saya.
Mengasihi memang
harusnya dilakukan setiap hari, namun hari kasih sayang juga diperlukan sebagai
momen untuk mengingatkan dan menghangatkan kasih sayang itu kembali. Tak ada
salahnya bukan? Ungkapan kasih pada momen ini pun harusnya tak jadi terasa aneh. Boleh-boleh
saja. Dan saya pun ingin terus mengatakan ini:
Aku mengasihimu…Mama, papa, dan adik…
Selamat mengasihi ^^
tul, mengasihi tidak bisa cuma saat valentine aja. harus tiap saat.
ReplyDelete