1/9/13

Hujan dan Bintang


Jika hujan membuat bintang tak terlihat,
Apakah artinya mereka tak bisa bersatu?
Tidak!
Meskipun hujan hadir, bintang tetap ada
Meskipun tak terlihat, bintang tetap bersama hujan
Namun saat bintang terlihat, alangkah pedihnya ia,
bahwa hujan tak bisa menemaninya,
tak ada hujan  yang berada bersamanya
Lalu, bintang pun memilih tak memperlihatkan diri,
agar hujan bisa hadir dan menemaninya
Apa gunanya ia terlihat, tapi tak bersama hujan?
Lalu, tidakkah hujan terlihat egois?
Membiarkan bintang tak terlihat agar dia ada?
Tidak!
Hujan paham bahwa salah satu dari mereka harus ada yang mengalah
Tidak penting siapa
Hujan pun tak takut untuk mengalah
Tapi jika ia yang mengalah, maka mereka tak bisa bersama-sama
Bukankah bersama yang selalu menjadi harapan terbesar bintang dan hujan?
Ya, bersama..
Dengan segala perbedaan, dengan segala rintangan, perjuangan,
Dengan segala luka..
Mereka tetap memilih untuk bersama..

Terkadang saya dan teman sering berbincang mengenai bintang dan hujan. Ia menyukai kerllip bintang, layaknya saya yang menyukai rinai hujan. Harapan kami berbeda. Saya ingin hujan yang hadir. Tiada bintang di langit, memberi saya harapan akan kehadiran hujan. Tapi, jika hujan hadir, kerlip bintang tak terlihat indah. Teman saya mengharapkan kerlip bintang yang indah. Sehingga, saat hujan, ia kecewa karena bintang tak terlihat.

Namun, itu tidak menjadi masalah bagi kami. Saat teman saya mengharapkan kerlip bintang, terkadang saya juga mengharapkan hal yang sama. Saya mendukung harapannya. Begitu pula sebaliknya. Bukankah bintang dan hujan sama indahnya? Sama-sama pula ciptaan-Nya, Sang Maha Agung :) Ya, kesukaan kami berbeda. Mungkin dalam hal yang lain pun, ada banyak perbedaan, namun ada satu kata yang mampu menjembatani perbedaan itu, yaitu “mengalah”.

Seperti bintang, yang mengalah untuk tak terlihat, agar hujan hadir, begitu pula kita. Harus ada salah satu yang mengalah. Tak perduli siapa. Jika tak ada satupun yang mengalah, sia-sialah semua hubungan mereka. Toh mengalah untuk memperoleh yang terbaik bagi hubungan mereka.

Saya pribadi, merasa sulit sekali untuk mengalah. Mungkin terlihat sombong. Tapi, ya begitulah susahnya karena tidak ingin merasa salah atau kalah. Padahal mengalah bukan berarti salah atau kalah. Mengalah hanyalah merendahkan diri untuk dianggap kalah atau salah, agar tak terjadi sesuatu yang buruk, namun mengharapkan hal baik terjadi. Lalu, bagian mananya yang tidak baik dari kata “mengalah”?

Orang yang mau mengalah adalah orang yang berjiwa besar, orang yang sabar, yang tahu apa kebaikan dari mengalah. Orang yang mau mengalah akan memperoleh kepuasan jiwa. Mungkin ia terlihat salah atau kalah, namun menurut kepuasan jiwanya, ia menang. Orang tersebut terbukti mampu mengendalikan kesombongan dirinya. Alangkah bahagianya jadi orang yang mau mengalah.

Beberapa waktu ini, saya sedang belajar mengalah. Bisa? Jelas, bisa! Semua bisa saja dilakukan jika ada kemauan dan penyerahan diri pada-Nya. Hasilnya? Saya merasa lega luar bisa. Ternyata, mengalah begitu menyenangkan :)

Mungkin terkadang bintang tetap menunjukkan kerlipnya, namun apa akibatnya? Karena itu, ia harus merelakan kepergian hujan. Semoga kita tidak sampai kehilangan orang-orang yang kita kasihi karena persoalan mengalah :) Selamat belajar mengalah^^ 

4 comments:

  1. kayaknya itu kutipan dari novel mana ya. yg hujan dan bintang

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya nggak tahu novel yang mbak maksud yang mana, mbak. tapi itu tulisan saya sendiri :) makasih udah brkunjung mbak fanny :)

      Delete
  2. menang jadi arang kalah jadi abu.
    eh, mengalah malah jadi bintang. atau hujan.

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar. Kritik dan sarannya sangat bermanfaat buat saya. Terima kasih :)