Jika hujan membuat bintang tak terlihat,Apakah artinya mereka tak bisa bersatu?Tidak!Meskipun hujan hadir, bintang tetap adaMeskipun tak terlihat, bintang tetap bersama hujanNamun saat bintang terlihat, alangkah pedihnya ia,bahwa hujan tak bisa menemaninya,tak ada hujan yang berada bersamanyaLalu, bintang pun memilih tak memperlihatkan diri,agar hujan bisa hadir dan menemaninyaApa gunanya ia terlihat, tapi tak bersama hujan?Lalu, tidakkah hujan terlihat egois?Membiarkan bintang tak terlihat agar dia ada?Tidak!Hujan paham bahwa salah satu dari mereka harus ada yang mengalahTidak penting siapaHujan pun tak takut untuk mengalahTapi jika ia yang mengalah, maka mereka tak bisa bersama-samaBukankah bersama yang selalu menjadi harapan terbesar bintang dan hujan?Ya, bersama..Dengan segala perbedaan, dengan segala rintangan, perjuangan,Dengan segala luka..Mereka tetap memilih untuk bersama..
Terkadang saya dan teman sering
berbincang mengenai bintang dan hujan. Ia menyukai kerllip bintang, layaknya
saya yang menyukai rinai hujan. Harapan kami berbeda. Saya ingin hujan yang
hadir. Tiada bintang di langit, memberi saya harapan akan kehadiran hujan. Tapi,
jika hujan hadir, kerlip bintang tak terlihat indah. Teman saya mengharapkan
kerlip bintang yang indah. Sehingga, saat hujan, ia kecewa
karena bintang tak terlihat.
Namun, itu tidak menjadi masalah bagi kami. Saat teman saya mengharapkan
kerlip bintang, terkadang saya juga mengharapkan hal yang sama. Saya mendukung
harapannya. Begitu pula sebaliknya. Bukankah bintang dan hujan sama indahnya? Sama-sama
pula ciptaan-Nya, Sang Maha Agung :) Ya, kesukaan kami berbeda. Mungkin dalam
hal yang lain pun, ada banyak perbedaan, namun ada satu kata yang mampu
menjembatani perbedaan itu, yaitu “mengalah”.
Seperti bintang, yang mengalah
untuk tak terlihat, agar hujan hadir, begitu pula kita. Harus ada salah satu
yang mengalah. Tak perduli siapa. Jika tak ada satupun yang mengalah,
sia-sialah semua hubungan mereka. Toh mengalah untuk memperoleh yang terbaik
bagi hubungan mereka.
Saya pribadi, merasa sulit
sekali untuk mengalah. Mungkin terlihat sombong. Tapi, ya begitulah susahnya
karena tidak ingin merasa salah atau kalah. Padahal mengalah bukan berarti
salah atau kalah. Mengalah hanyalah merendahkan diri untuk dianggap kalah atau
salah, agar tak terjadi sesuatu yang buruk, namun mengharapkan hal baik
terjadi. Lalu, bagian mananya yang tidak baik dari kata “mengalah”?
Orang yang mau mengalah adalah
orang yang berjiwa besar, orang yang sabar, yang tahu apa kebaikan dari
mengalah. Orang yang mau mengalah akan memperoleh kepuasan jiwa. Mungkin ia
terlihat salah atau kalah, namun menurut kepuasan jiwanya, ia menang. Orang tersebut
terbukti mampu mengendalikan kesombongan dirinya. Alangkah bahagianya jadi
orang yang mau mengalah.
Beberapa waktu ini, saya sedang
belajar mengalah. Bisa? Jelas, bisa! Semua bisa saja dilakukan jika ada kemauan
dan penyerahan diri pada-Nya. Hasilnya? Saya merasa lega luar bisa. Ternyata,
mengalah begitu menyenangkan :)
Mungkin terkadang bintang tetap
menunjukkan kerlipnya, namun apa akibatnya? Karena itu, ia harus merelakan
kepergian hujan. Semoga kita tidak sampai kehilangan orang-orang yang kita
kasihi karena persoalan mengalah :) Selamat belajar mengalah^^
setuju mas ayas :)
ReplyDeletekayaknya itu kutipan dari novel mana ya. yg hujan dan bintang
ReplyDeletesaya nggak tahu novel yang mbak maksud yang mana, mbak. tapi itu tulisan saya sendiri :) makasih udah brkunjung mbak fanny :)
Deletemenang jadi arang kalah jadi abu.
ReplyDeleteeh, mengalah malah jadi bintang. atau hujan.