10/6/10

Tahukah kamu?

Saya itu bingung, meragukan apa yang saya rasa. Berulang kali saya bertanya pada diri ini? Kamu nggak sih orang yang Tuhan sediakan buat saya? Atau dia? Atau orang lain lagi? Seandainya saya mengerti apa yang Tuhan kehendaki. Pasti saya bisa menjauhi perasaan-perasaan yang saya rasakan hanya sesaat saja. Saya percaya. Semua yang terjadi di dunia ini, selalu punya maksud tertentu. Saya ada disini karena alasan yang tidak saya mengerti sekarang, tapi mungkin beberapa waktu kemudian baru akan saya ketahui artinya. Begitu pula dengan semua rasa yang pernah saya alami hingga hari ini. Saya percaya, semua ada alasannya.

Rasa sakit, rasa sedih, rasa sendiri, saya pernah mengalami semua itu. Awalnya sulit untuk kembali hidup seperti biasa lagi. Tapi toh lama kelamaan saya sudah terbiasa merasakan semua rasa itu. Buktinya saya bisa bangkit dan hidup baik-baik saja hingga detik ini. Kemudian, rasa bahagia, rasa jatuh cinta, rasa diperhatikan, rasa dimanja, rasa dimengerti, semuanya juga pernah saya alami. Semua rasa itu membuat saya belajar untuk mensyukuri segala sesuatu yang telah saya alami. Betapa indahnya dunia yang berisi campuran dari rasa-rasa itu.

Dan kamu. Kamu yang membuat saya merasa hidup kembali. Loh? Bukannya dulu saya juga hidup toh. Tapi, bukan hidup yang seperti dulu maksudnya. sekarang saya merasa lebih baik lagi. Saya merasa lega dan lebih bahagia. Setiap hari saya berdoa, jika kamu memang yang Tuhan kehendaki untuk saya, tolong jaga perasaan ini dan dekatkan saya dan kamu dalam hal apapun. Namun, jika bukan kamu orangnya, tolong jauhkan saya dan kamu sejauh-jauhnya. Dan apa yang terjadi? Beberapa hari ini banyak hal yang mengejutkan terjadi. Bertemu kamu dimana saja, tidak pernah direncanakan. Apa ini kehendak Tuhan? Atau Tuhan ingin saya lebih bijaksana dalam berpikir dan bertindak? Agar tidak asal-asalan mengambil keputusan berdasarkan satu hal saja?

Kamu itu seperti air putih, penghapus dahaga. Saat saya sedang letih, ingat kamu saja sudah membuat saya tersenyum. Dan tahukah kamu? Memikirkan dan merindukan kamu, sudah menjadi kebiasaan bagi saya. Rasa sesak ini, rasa kehilangan sesuatu, sering kali saya rasakan saat kamu tidak ada disini. Tahukah kamu? Saya takut mengharapkan kamu. Karena apa? Tentu saja karena takut merasa sakit lagi. Saya pengecut? Tentu saja tidak. Buktinya saya berani kok memikirkan dan merindukan kamu. Saya tidak mau menghindar dari apa yang rasakan karena kamu. Tapi tetap saja, saya manusia. Saya sudah capek merasa sakit.

Akhir-akhir ini, saya rasanya mau menyerah saja. Tapi, kok tidak bisa ya? Apa karena saya orang yang tercipta tidak gampang menyerah? Ah, entahlah. Ya sudah, tetap saja begini. Saya akan tetap menjalani hidup saya apa adanya, bukan ada apanya. Tentu saja dengan kamu yang secara perlahan-lahan masuk menjadi bagian hidup saja. Lihat sajalah. Saya mencoba untuk mengerti apa yang dikehendaki Tuhan. Jika bukan kamu yang Ia kehendaki, saya rela. Dan jika benar-benar kamu, saya akan menerimanya dengan senang hati. Percayalah, Tuhan selalu beri yang terbaik bagi umat-Nya 