Bagiku kehadirannya
bukan mengusik
Tidak mengganggu
atau membuatku merasa menyesal
Mungkin karena
aku begitu mencinta
Menyukai tiap
tetes sang hujan
Ya, mungkin
saja…
Mungkin karena
aku merasa sudah begitu dekat
Akrab pada
sang hujan
Mungkin…
Hujan terakhir
turun dua hari yang lalu. Entah berapa hari lagi hujan hadir kembali. Hari ini
dan kemarin, matahari bersinar dengan cerahnya. Padahal beberapa hari lalu,
setiap hari selalu hujan. Alhasil, banyak orang yang merasa tidak enak badan
karenanya. Ya, katanya faktor cuaca―hujan seharian. Tapi, saya tidak.
Ya, mungkin
tubuh saya juga kurang baik karena dinginnya hari-hari yang lalu. Namun, tubuh
saya bertahan. Atau mungkin sudah kebal? Saat teman saya bertanya: “Tidak
kedinginan, Fan?” Saya menggeleng dan berkata: “Saya suka dingin. Biasa.” Mungkin
itu juga salah satu alasan saya menyukai hujan: dinginnya, kesejukannya.
Itu tentang
hujan. Lalu, bagaimana tentang kamu?
Meski telah reda, ia masih menyisakan kesejukan
Meski tak lagi bersuara,
kenyamanan yang ia bawa masih ada
Ya, ialah sang hujan yang selalu kucinta
Seperti sederhananya sang hujan,
Begitu pula sederhananya kamu yang membawa bahagiaku..
Kamu itu
seperti hujan. Dingin. Tapi, saya suka. Ya, benar. Saya banyak belajar dari
kamu. Sungguh, bukan orang seperti kamu―yang saya bayangkan―untuk menjadi
tempat saya “jatuh”. Kamu jauh sekali dari seseorang yang saya impikan. Dari situlah
saya belajar menerima dan memahami.
Semakin hari,
saya semakin terbiasa dengan kamu. Kamu yang yang diluar pemikiran saya. Kamu yang
punya cara berbeda. Kamu yang apa adanya. Semakin pula saya merasa saya semakin
kekanak-kanakan dibandingkan kamu. Tapi, bagi saya kamu itu lucu. Kata-katamu,
responmu, “dingin”mu, terlalu sering membuat saya senyum-senyum sendirian.
Mungkin terasa lucu karena itu kamu. Mungkin membuat saya bahagia, ya karena
orang itu adalah kamu.
Kamu dan
hujan itu mirip. Dinginnya hujan sudah biasa bagi saya. Mirip dengan kamu. Kamu
yang kadang-kadang menjengkelkan, menyebalkan, merespon dengan seenaknya saja,
sudah biasa bagi saya. Tidakkah kamu tahu? Kamu dan hujan, membuat saya
bahagia.
Saya suka kesederhanaan dalam pilihan kata dan kejelasaan maknanya. Berbeda dari cara kamu menulis di awal-awal dulu. Sepertinya, kamu pun sudah semakin dewasa ya (:
ReplyDeleteWah, terima kasih kang :) dewasa? sepertinya :D
Deletesyalaalaaa
ReplyDeletewah enak kalo dingin. daripada panas.
ReplyDeleteiya, mbak. mending hujan daripada panas terik ^^
Deletebenar sekali, mas ayas :) makanya, saya suka hujan ^^
ReplyDeleteah, manisnya :)
ReplyDelete