4/8/13

Hujan dan Kamu



Bagiku kehadirannya bukan mengusik
Tidak mengganggu atau membuatku merasa menyesal
Mungkin karena aku begitu mencinta
Menyukai tiap tetes sang hujan
Ya, mungkin saja…
Mungkin karena aku merasa sudah begitu dekat
Akrab pada sang hujan
Mungkin…

Hujan terakhir turun dua hari yang lalu. Entah berapa hari lagi hujan hadir kembali. Hari ini dan kemarin, matahari bersinar dengan cerahnya. Padahal beberapa hari lalu, setiap hari selalu hujan. Alhasil, banyak orang yang merasa tidak enak badan karenanya. Ya, katanya faktor cuaca―hujan seharian. Tapi, saya tidak.

Ya, mungkin tubuh saya juga kurang baik karena dinginnya hari-hari yang lalu. Namun, tubuh saya bertahan. Atau mungkin sudah kebal? Saat teman saya bertanya: “Tidak kedinginan, Fan?” Saya menggeleng dan berkata: “Saya suka dingin. Biasa.” Mungkin itu juga salah satu alasan saya menyukai hujan: dinginnya, kesejukannya.

Itu tentang hujan. Lalu, bagaimana tentang kamu?

Meski telah reda, ia masih menyisakan kesejukan
Meski tak lagi bersuara,
kenyamanan yang ia bawa masih ada
Ya, ialah sang hujan yang selalu kucinta 
Seperti sederhananya sang hujan, 
Begitu pula sederhananya kamu yang membawa bahagiaku..

Kamu itu seperti hujan. Dingin. Tapi, saya suka. Ya, benar. Saya banyak belajar dari kamu. Sungguh, bukan orang seperti kamu―yang saya bayangkan―untuk menjadi tempat saya “jatuh”. Kamu jauh sekali dari seseorang yang saya impikan. Dari situlah saya belajar menerima dan memahami.

Semakin hari, saya semakin terbiasa dengan kamu. Kamu yang yang diluar pemikiran saya. Kamu yang punya cara berbeda. Kamu yang apa adanya. Semakin pula saya merasa saya semakin kekanak-kanakan dibandingkan kamu. Tapi, bagi saya kamu itu lucu. Kata-katamu, responmu, “dingin”mu, terlalu sering membuat saya senyum-senyum sendirian. Mungkin terasa lucu karena itu kamu. Mungkin membuat saya bahagia, ya karena orang itu adalah kamu.

Kamu dan hujan itu mirip. Dinginnya hujan sudah biasa bagi saya. Mirip dengan kamu. Kamu yang kadang-kadang menjengkelkan, menyebalkan, merespon dengan seenaknya saja, sudah biasa bagi saya. Tidakkah kamu tahu? Kamu dan hujan, membuat saya bahagia.

7 comments:

  1. Saya suka kesederhanaan dalam pilihan kata dan kejelasaan maknanya. Berbeda dari cara kamu menulis di awal-awal dulu. Sepertinya, kamu pun sudah semakin dewasa ya (:

    ReplyDelete
  2. wah enak kalo dingin. daripada panas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, mbak. mending hujan daripada panas terik ^^

      Delete
  3. benar sekali, mas ayas :) makanya, saya suka hujan ^^

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar. Kritik dan sarannya sangat bermanfaat buat saya. Terima kasih :)