Sudah begitu lama saya tidak menulis di blog ini. Ya, memang
beberapa waktu lalu saya kembali menulis tentang kisah saya selama masa KKN.
Namun, selain itu, saya tidak tahu harus menceritakan apa. Mungkin itu alasan
saya sudah begitu lama tidak menulis. Mungkin karena tidak ada niat. Mungkin
karena kesibukan-kesibukan saya. Atau mungkin saja karena yang alami
biasa-biasa saja, sehingga tak ada yang pantas diceritakan. Atau kemungkinan
terakhir, apa karena kamu tidak lagi berada di sisi saya ya sehingga saya
kehilangan semangat untuk menulis dan bercerita? Ya, biasanya saya senang
menulis apa yang saya rasa. Saya suka menulis tentang kamu. Saya rasa, kamu
salah satu alasan saya semangat untuk menuliskan curahan hati saya di blog ini.
Ya, sepertinya kamu alasan utama atas segala halnya. Tapi, cukup tentang kamu.
Sekarang saya kembali menemukan nikmatnya menulis :)
Beberapa waktu lalu, saya membaca beberapa postingan blog
saya yang dulu-dulu. Benar,ternyata saya menyukai setiap posting yang ada
tentang kamu. Hei, hei. Kok tentang kamu lagi. Cukup, cukup. Nah, setelah
membaca semua postingan itu, saya merasakan kembali semangat menulis. Ternyata
memang begitu menyenangkannya bisa menuangkan seluruh yang saya rasa dalam
bentuk tulisan. Ya, saya bukan orang yang mudah akrab dengan orang lain. Saya
juga orang yang sulit untuk beramah-tamah dengan sesama. Saya tipe yang tidak
suka hal seperti itu. Sampai-sampai, untuk mengatakan ‘terima kasih’ saja
rasanya berat sekali. Aneh ya? Makanya, tulisan sangat berharga bagi saya. Ada
begitu banyak kata yang tidak bisa saya ucapkan. Dengan tulisan, saya bisa
mengungkapkan semuanya. Lengkap, jelas. Semuanya. Tanpa perlu takut atau segan
mengungkapkannya. Huahh, benar-benar lega :D
Sebenarnya
saya lupa sejak kapan tepatnya saya mulai menyukai dunia tulis-menulis. Dulu semasa SMP, saya
suka menulis puisi. Kalau dibaca puisi saya saat masih SMP, wah saya jadi malu
>.< Sepertinya benar-benar kacau :D Asal-asalan saja. Lalu, seingat saya,
saya mulai suka menulis novel remaja/teenlit saat SMA. Novel Dealova-nya Dian
Nuranindya menginspirasi saya untuk bercita-cita menjadi penulis novel. Saya
mulai menulis novel. Saya menyelesaikan novel teenlit pertama dengan banyak
halaman 68. Wah, saya jadi senyum-senyum sendiri mengingat itu :D Bayangkan, 68
halaman, isinya percakapan yang nggak jelas pula. Singkat-singkat dan garing
pula dialognya. Yang penting halamannya banyak euyy. Hahaha :D saya kasih
deh,sepotong percakapan ngawur novel
pertama saya :
“Panas banget
nih mienya!” ucap Alvin sambil megap-megap.
“Nggak penting
panas atau enggaknya. Yang penting makan!” kata Della.
“Hmm… iya deh!”
“Jadi nggak
minta maaf dulu ama gue?”
“Hah! Minta
maaf, apaan?”
“Enak aja loe!
Loe udah buat kaki gue sakit, tau!”
“Kan loe yang
mau turun!”
“Lagian loe yang
nggak ikhlas!”
“Emang!”
“Dasar cowok
sok!”
“Bukannya sok,
tapi emang benar!”
“Cerewet!!!”
“Elo tuh yang
cerewet! Dasar cewek!!!”
“Loe ngehina
cewek?? GUE NGGAK TERIMA!!!”
“Eh,eh, diam
donk! Dari tadi, temen-temen loe ngelihatin kita! Sekarang, mereka tambah
ngelihatin kita, cerewet!”
“Itu semua gara-gara loe!!!”
*Ngakak
bentar
Beneran,
sampai sakit perut rasanya ngakak baca novel pertama saya dulu. Maksudnya, mau
kayak novel Dealova, yang ada berantemnya Kara dan Dira. Eh, jadinya malah
kayak gitu. Maksa banget :D
Tidak
berhenti sampai disitu, saya menulis beberapa novel lainnya. genre-nya sama, teenlit. Dulu, saya
pernah bermimpi menjadi penulis novel terkenal, setidaknya memiliki novel yang
diterbitkan oleh perusahaan penerbitan. Bahkan, saya pernah memimpikan
seandainya novel saya diangkat menjadi film, seperti Dealova :D Sebenarnya
impian begitu tak jadi soal. Yang lucunya, novel yang saya tulis semasa SMA itu
novel yang dangkal sekali ceritanya, kalau saya baca sekarang. Padahal
dulu rasanya saya sudah begitu puas
dengan novel-novel itu >.< Tapi, saya sangat bersyukur karena masih
memiliki dokumen-dokumen novel tersebut meskipun ada beberapa yang hilang
karena sudah beberapa kali pindah
komputer, sampai akhirnya masih tersimpan di laptop saya tercinta ini. Dan
ternyata semangat saya untuk memulai novel yang baru tidak sebanding dengan
semangat menyelesaikannya. Cukup banyak novel-novel lama saya yang tidak
selesai. Namun, syukurlah masih ada kenangan-kenangan yang tidak hilang :)
Dalam masa peralihan dari siswi SMA menjadi mahasiswi, saya
masih menulis. Saya menulis di catatan dalam akun facebook saya. Dan akhirnya, sampailah saya ke blog ini. Sebenarnya
saya sudah cukup kenal blog. Beberapa teman saya sudah memilikinya. Bahkan,
saya pernah menjadi diminta untuk posting suatu cerpen ke blog teman. Namun,
saya belum niat memiliki blog sendiri. saya takut tidak bisa mengurusnya. Pikiran
saya berubah saat saya begitu tertarik dengan suatu blog. Tulisan-tulisannya
bagus sekali. Saya jadi semangat menulis di blog dan mulailah saya posting
pertama. Setelah dilihat-lihat, tulisan saya di awal blogging itu polos sekali
ya :D Sekarang sudah lumayanlah. Hehe :D
Ya, begitulah kisah saya dan tulisan saya. Yang tidak
berubah dari tulisan saya.. hmm.. apa ya? Mungkin tentang hujan. Sedari SMA
saya mulai menyukai hujan dan sampai sekarang. Meskipun perasaan saya sudah
berpindah-pindah dari orang itu, orang ini, orang yang lain lagi, tapi perasaan
saya akan hujan belum berubah. Saya masih menyukai suaranya, tetesnya,
dinginnya. Ya, masih.
Dengan tulisan ini, saya ingin mencoba semakin giat menulis.
Maunya sih sebulan sekali bisa nulis di blog ini. Ya, semoga saja saya tetap
semangat ya karena sebaiknya menulis bukan karena mood, tapi karena saya
benar-benar menyukai menulis. Mari mulai menulis, tetap menulis, dan terus
menulis! Hwaiting!^^
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar. Kritik dan sarannya sangat bermanfaat buat saya. Terima kasih :)