8/27/12

Terus Menulis


Sudah begitu lama saya tidak menulis di blog ini. Ya, memang beberapa waktu lalu saya kembali menulis tentang kisah saya selama masa KKN. Namun, selain itu, saya tidak tahu harus menceritakan apa. Mungkin itu alasan saya sudah begitu lama tidak menulis. Mungkin karena tidak ada niat. Mungkin karena kesibukan-kesibukan saya. Atau mungkin saja karena yang alami biasa-biasa saja, sehingga tak ada yang pantas diceritakan. Atau kemungkinan terakhir, apa karena kamu tidak lagi berada di sisi saya ya sehingga saya kehilangan semangat untuk menulis dan bercerita? Ya, biasanya saya senang menulis apa yang saya rasa. Saya suka menulis tentang kamu. Saya rasa, kamu salah satu alasan saya semangat untuk menuliskan curahan hati saya di blog ini. Ya, sepertinya kamu alasan utama atas segala halnya. Tapi, cukup tentang kamu. Sekarang saya kembali menemukan nikmatnya menulis :)

Beberapa waktu lalu, saya membaca beberapa postingan blog saya yang dulu-dulu. Benar,ternyata saya menyukai setiap posting yang ada tentang kamu. Hei, hei. Kok tentang kamu lagi. Cukup, cukup. Nah, setelah membaca semua postingan itu, saya merasakan kembali semangat menulis. Ternyata memang begitu menyenangkannya bisa menuangkan seluruh yang saya rasa dalam bentuk tulisan. Ya, saya bukan orang yang mudah akrab dengan orang lain. Saya juga orang yang sulit untuk beramah-tamah dengan sesama. Saya tipe yang tidak suka hal seperti itu. Sampai-sampai, untuk mengatakan ‘terima kasih’ saja rasanya berat sekali. Aneh ya? Makanya, tulisan sangat berharga bagi saya. Ada begitu banyak kata yang tidak bisa saya ucapkan. Dengan tulisan, saya bisa mengungkapkan semuanya. Lengkap, jelas. Semuanya. Tanpa perlu takut atau segan mengungkapkannya. Huahh, benar-benar lega :D

Sebenarnya saya lupa sejak kapan tepatnya saya mulai menyukai  dunia tulis-menulis. Dulu semasa SMP, saya suka menulis puisi. Kalau dibaca puisi saya saat masih SMP, wah saya jadi malu >.< Sepertinya benar-benar kacau :D Asal-asalan saja. Lalu, seingat saya, saya mulai suka menulis novel remaja/teenlit saat SMA. Novel Dealova-nya Dian Nuranindya menginspirasi saya untuk bercita-cita menjadi penulis novel. Saya mulai menulis novel. Saya menyelesaikan novel teenlit pertama dengan banyak halaman 68. Wah, saya jadi senyum-senyum sendiri mengingat itu :D Bayangkan, 68 halaman, isinya percakapan yang nggak jelas pula. Singkat-singkat dan garing pula dialognya. Yang penting halamannya banyak euyy. Hahaha :D saya kasih deh,sepotong  percakapan ngawur novel pertama saya :

“Panas banget nih mienya!” ucap Alvin sambil megap-megap.
“Nggak penting panas atau enggaknya. Yang penting makan!” kata Della.
“Hmm… iya deh!”
“Jadi nggak minta maaf dulu ama gue?”
“Hah! Minta maaf, apaan?”
“Enak aja loe! Loe udah buat kaki gue sakit, tau!”
“Kan loe yang mau turun!”
“Lagian loe yang nggak ikhlas!”
“Emang!”
“Dasar cowok sok!”
“Bukannya sok, tapi emang benar!”
“Cerewet!!!”
“Elo tuh yang cerewet! Dasar cewek!!!”
“Loe ngehina cewek?? GUE NGGAK TERIMA!!!”
“Eh,eh, diam donk! Dari tadi, temen-temen loe ngelihatin kita! Sekarang, mereka tambah ngelihatin kita, cerewet!”
“Itu semua gara-gara loe!!!”      

*Ngakak bentar

Beneran, sampai sakit perut rasanya ngakak baca novel pertama saya dulu. Maksudnya, mau kayak novel Dealova, yang ada berantemnya Kara dan Dira. Eh, jadinya malah kayak gitu. Maksa banget :D

Tidak berhenti sampai disitu, saya menulis beberapa novel lainnya. genre-nya sama, teenlit. Dulu, saya pernah bermimpi menjadi penulis novel terkenal, setidaknya memiliki novel yang diterbitkan oleh perusahaan penerbitan. Bahkan, saya pernah memimpikan seandainya novel saya diangkat menjadi film, seperti Dealova :D Sebenarnya impian begitu tak jadi soal. Yang lucunya, novel yang saya tulis semasa SMA itu novel yang dangkal sekali ceritanya, kalau saya baca sekarang. Padahal dulu  rasanya saya sudah begitu puas dengan novel-novel itu >.< Tapi, saya sangat bersyukur karena masih memiliki dokumen-dokumen novel tersebut meskipun ada beberapa yang hilang karena  sudah beberapa kali pindah komputer, sampai akhirnya masih tersimpan di laptop saya tercinta ini. Dan ternyata semangat saya untuk memulai novel yang baru tidak sebanding dengan semangat menyelesaikannya. Cukup banyak novel-novel lama saya yang tidak selesai. Namun, syukurlah masih ada kenangan-kenangan yang tidak hilang :)

Dalam masa peralihan dari siswi SMA menjadi mahasiswi, saya masih menulis. Saya menulis di catatan dalam akun facebook saya. Dan akhirnya, sampailah saya ke blog ini. Sebenarnya saya sudah cukup kenal blog. Beberapa teman saya sudah memilikinya. Bahkan, saya pernah menjadi diminta untuk posting suatu cerpen ke blog teman. Namun, saya belum niat memiliki blog sendiri. saya takut tidak bisa mengurusnya. Pikiran saya berubah saat saya begitu tertarik dengan suatu blog. Tulisan-tulisannya bagus sekali. Saya jadi semangat menulis di blog dan mulailah saya posting pertama. Setelah dilihat-lihat, tulisan saya di awal blogging itu polos sekali ya :D Sekarang sudah lumayanlah. Hehe :D

Ya, begitulah kisah saya dan tulisan saya. Yang tidak berubah dari tulisan saya.. hmm.. apa ya? Mungkin tentang hujan. Sedari SMA saya mulai menyukai hujan dan sampai sekarang. Meskipun perasaan saya sudah berpindah-pindah dari orang itu, orang ini, orang yang lain lagi, tapi perasaan saya akan hujan belum berubah. Saya masih menyukai suaranya, tetesnya, dinginnya. Ya, masih.

Dengan tulisan ini, saya ingin mencoba semakin giat menulis. Maunya sih sebulan sekali bisa nulis di blog ini. Ya, semoga saja saya tetap semangat ya karena sebaiknya menulis bukan karena mood, tapi karena saya benar-benar menyukai menulis. Mari mulai menulis, tetap menulis, dan terus menulis! Hwaiting!^^

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar. Kritik dan sarannya sangat bermanfaat buat saya. Terima kasih :)