8/27/12

Sadar dan Tidak Sadar


Baru-baru ini saya terlibat obrolan yang menarik bersama seseorang teman ngobrol. Waktu itu dia memulai percakapan kami dengan pertanyaan ini:

“Pernah nggak kamu merasa sedih sekaligus kesepian? Begitu dalam sampai seolah-olah dada terasa ngilu?”

Awalnya saya hanya bisa tertegun membaca pesan singkat itu. Yang ada dalam pikiran saya. Ya, jelas. Jelas sekali saya pernah merasakan perasaan itu. Yang buat saya tertegun adalah perasaan seperti itu begitu seringnya  saya rasakan ‘dulu’.  Ya, itu benar-benar saya yang dulu. Perasaan itu tidak salah, namun tindak lanjut saya akibat perasaan itu yang salah. Kalau bahasa gaulnya, saya “galau” karena perasaan itu. Ujung-ujungnya, ya orang lain yang kena. Perasaan itu membuat saya menjadi seperti anak-anak,  menyalahkan orang lain, merepotkan orang lain, bahkan membuat orang lain kesal karena dituduh yang tidak-tidak.

Kemudian, teman mengobrol saya itu bertanya kembali,”Apa penyebabnya itu ya?”

Saya agak bingung menjawab karena sebenarnya saya pun tidak mengerti bagaimana perasaan seperti itu bisa ada. Akhirnya, kami sepakat menjawab bahwa perasaan tersebut adalah perasaan khas remaja. Dia bilang:

“Kayaknya udah alami deh. Saat kita tambah tua, kita tambah banyak pengalaman. Dari pengalaman itu pola pikir kita berubah. Dengan pola pikir yang beda, kita menghadapi situasi dengan berbeda juga. Kita tidak begitu sentimentil lagi kalau kesepian.”

Saya menambahkan pernyataan dia tersebut. “Tapi, perubahan itu tergantung orang-orang sekitar juga ya. Jika orang-orang sekitar kita/lingkungan kita memaksa kita untuk dewasa, lama-kelamaan kita juga akan menjadi dewasa. Mungkin sifat manja saya karena dulunya saya berada di sekitar orang-orang yang memanjakan saya ya. Tapi, sejak saya mengenal seseorang yang memaksa saya untuk menjadi dewasa, saya jadi harus dewasa. Bukan begitu?”

Lalu, dia bertanya apa dia termasuk dalam kategori orang-orang sekitar yang memanjakan saya atau bukan. Saya menjawab, iya.

“Iya ya? tanyanya. “Berarti orang manjain itu mungkin sebenarnya nggak sadar lagi manjain. Dia cuma ingin menunjukkan kasihnya.”

Saya pikir, benar juga ya. Nggak sadar.  Terkadang saya nggak suka kalau orang-orang di sekitar saya mulai manjain saya. Kayak sibuk nanyain udah makan atau belum berkali-kali.  Tapi, sepertinya mereka bukan bermaksud memanjakan saya. Mungkin seperti pendapat teman saya ini, alasannya karena mereka mengasihi saya.

Kemudian, teman ngobrol saya menyatakan kesimpulan pendapatnya,” Saya tahu bedanya. Kalau seseorang mengasihi dan ingin yang dia kasihi itu mandiri, itu dia lakukan dengan sadar. Kalau yang mengasihi, terus manjain yang dikasihinya, itu dia manjainnya nggak sadar.”

Ya, pikiran saya mulai terbuka dengan kesimpulan teman mengobrol saya ini. Poinnya adalah sama-sama mengasihi, yang bedanya adalah sadar atau tidak sadarnya. Memang sih memanjakan orang yang dikasihi berlebihan itu tidak baik, misalnya seperti orang tua yang mengasihi anaknya sampai-sampai apa saja yang anaknya inginkan, selalu dipenuhinya. Sehingga, anak itu tidak terbiasa mandiri dan melakukan segala sesuatu semaunya saja. Ya, itu tidak baik. Tapi, tidak ada salahnya jika orang tua tersebut sesekali memanjakan anaknya sesuai keinginan anaknya. Misalnya kalau anaknya minta dibelikan es krim, minta jalan-jalan ke luar kota, dll. Sesekali toh, jangan sering-sering :D

Jadi, kalau sesekali saya minta dimanjain, minta dianterin makanan, minta dianterin sesuatu barang yang ingin dipinjam, minta diantarin ke kos, minta dijagain motor, minta ditemanin SMS, minta ditemenin makan, minta ditemenin pergi, nggak apa-apa juga kan? Kan sesekali :D

Ya, semoga saja kita tidak salah cara dalam mengasihi dan dikasihi. Menurut saya, lebih baik kita sadar bahwa kita ingin orang yang kita kasihi jadi mandiri. Tapi, manusia sering kali melakukan hal tanpa ia sadari juga ya. Ya, setidaknya , tidak dilakukan berlebihan J Selamat mengasihi dan dikasihi^^

3 comments:

  1. hmm iya ya. saya suka kata2 yang "semakin kita tua semakin banyak pengalaman jadi lebih dewasa dalam menghadapi sesuatu gak terlalu sentimen"
    betul sekali..
    soal dimanjakan..itu anugerah yg indah.. orang2 dihadirkan untuk membuat kita merasakan hidup
    lebih berwarna :) dan itulah yg akan membuat kita terus bersyukur.. jadi g papa dimanjain sering2 juga, bersyukur ajja :D

    ReplyDelete
  2. ya sesekali boleh lah dimanjain asal jgn keseringan hehee

    ReplyDelete
  3. tuh kan, kata-katanya memang bagus :)

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar. Kritik dan sarannya sangat bermanfaat buat saya. Terima kasih :)