Baru-baru ini saya terlibat obrolan yang menarik bersama
seseorang teman ngobrol. Waktu itu dia memulai percakapan kami dengan
pertanyaan ini:
“Pernah nggak kamu merasa sedih
sekaligus kesepian? Begitu dalam sampai seolah-olah dada terasa ngilu?”
Awalnya saya hanya bisa tertegun
membaca pesan singkat itu. Yang ada dalam pikiran saya. Ya, jelas. Jelas sekali
saya pernah merasakan perasaan itu. Yang buat saya tertegun adalah perasaan
seperti itu begitu seringnya saya
rasakan ‘dulu’. Ya, itu benar-benar saya
yang dulu. Perasaan itu tidak salah, namun tindak lanjut saya akibat perasaan
itu yang salah. Kalau bahasa gaulnya, saya “galau” karena perasaan itu.
Ujung-ujungnya, ya orang lain yang kena. Perasaan itu membuat saya menjadi
seperti anak-anak, menyalahkan orang
lain, merepotkan orang lain, bahkan membuat orang lain kesal karena dituduh
yang tidak-tidak.
Kemudian, teman mengobrol saya itu
bertanya kembali,”Apa penyebabnya itu ya?”
Saya agak bingung menjawab karena
sebenarnya saya pun tidak mengerti bagaimana perasaan seperti itu bisa ada.
Akhirnya, kami sepakat menjawab bahwa perasaan tersebut adalah perasaan khas
remaja. Dia bilang:
“Kayaknya udah alami deh. Saat kita
tambah tua, kita tambah banyak pengalaman. Dari pengalaman itu pola pikir kita
berubah. Dengan pola pikir yang beda, kita menghadapi situasi dengan berbeda
juga. Kita tidak begitu sentimentil lagi kalau kesepian.”
Saya menambahkan pernyataan dia
tersebut. “Tapi, perubahan itu tergantung orang-orang sekitar juga ya. Jika orang-orang
sekitar kita/lingkungan kita memaksa kita untuk dewasa, lama-kelamaan kita juga
akan menjadi dewasa. Mungkin sifat manja saya karena dulunya saya berada di
sekitar orang-orang yang memanjakan saya ya. Tapi, sejak saya mengenal
seseorang yang memaksa saya untuk menjadi dewasa, saya jadi harus dewasa. Bukan
begitu?”
Lalu, dia bertanya apa dia termasuk
dalam kategori orang-orang sekitar yang memanjakan saya atau bukan. Saya
menjawab, iya.
“Iya ya? tanyanya. “Berarti orang
manjain itu mungkin sebenarnya nggak sadar lagi manjain. Dia cuma ingin
menunjukkan kasihnya.”
Saya pikir, benar juga ya. Nggak
sadar. Terkadang saya nggak suka kalau
orang-orang di sekitar saya mulai manjain saya. Kayak sibuk nanyain udah makan
atau belum berkali-kali. Tapi,
sepertinya mereka bukan bermaksud memanjakan saya. Mungkin seperti pendapat
teman saya ini, alasannya karena mereka mengasihi saya.
Kemudian, teman ngobrol saya
menyatakan kesimpulan pendapatnya,” Saya tahu bedanya. Kalau seseorang
mengasihi dan ingin yang dia kasihi itu mandiri, itu dia lakukan dengan sadar.
Kalau yang mengasihi, terus manjain yang dikasihinya, itu dia manjainnya nggak
sadar.”
Ya, pikiran saya mulai terbuka
dengan kesimpulan teman mengobrol saya ini. Poinnya adalah sama-sama mengasihi,
yang bedanya adalah sadar atau tidak sadarnya. Memang sih memanjakan orang yang
dikasihi berlebihan itu tidak baik, misalnya seperti orang tua yang mengasihi
anaknya sampai-sampai apa saja yang anaknya inginkan, selalu dipenuhinya.
Sehingga, anak itu tidak terbiasa mandiri dan melakukan segala sesuatu semaunya
saja. Ya, itu tidak baik. Tapi, tidak ada salahnya jika orang tua tersebut
sesekali memanjakan anaknya sesuai keinginan anaknya. Misalnya kalau anaknya minta
dibelikan es krim, minta jalan-jalan ke luar kota, dll. Sesekali toh, jangan
sering-sering :D
Jadi, kalau sesekali saya minta
dimanjain, minta dianterin makanan, minta dianterin sesuatu barang yang ingin
dipinjam, minta diantarin ke kos, minta dijagain motor, minta ditemanin SMS,
minta ditemenin makan, minta ditemenin pergi, nggak apa-apa juga kan? Kan
sesekali :D
Ya, semoga saja kita tidak salah
cara dalam mengasihi dan dikasihi. Menurut saya, lebih baik kita sadar bahwa
kita ingin orang yang kita kasihi jadi mandiri. Tapi, manusia sering kali
melakukan hal tanpa ia sadari juga ya. Ya, setidaknya , tidak dilakukan
berlebihan J Selamat
mengasihi dan dikasihi^^
hmm iya ya. saya suka kata2 yang "semakin kita tua semakin banyak pengalaman jadi lebih dewasa dalam menghadapi sesuatu gak terlalu sentimen"
ReplyDeletebetul sekali..
soal dimanjakan..itu anugerah yg indah.. orang2 dihadirkan untuk membuat kita merasakan hidup
lebih berwarna :) dan itulah yg akan membuat kita terus bersyukur.. jadi g papa dimanjain sering2 juga, bersyukur ajja :D
ya sesekali boleh lah dimanjain asal jgn keseringan hehee
ReplyDeletetuh kan, kata-katanya memang bagus :)
ReplyDelete