9/17/13

Kebahagiaan Orang Tua



“Rasanya waktu begitu cepat berlalu dan masa kanak-kanak kedua anakku menjadi kenangan yang tak terlupakan. Mereka sekarang telah menjadi gadis remaja.”

Spontan saja air mata saya menitik membaca status facebook mama, yang berbunyi seperti di atas. Haru bercampur rindu, begitulah lukisan perasaan saya ketika melihat untaian kata beliau. Ah, begitu tulusnya kasih orang tua kepada anak-anaknya. Mama memikirkan kami—saya dan adik saya—dan saya rasa bukan hanya sekali, namun selalu. Tak cuma mama, saya yakin papa pun juga menyayangi kami, anak-anaknya, sebegitu besarnya.

Saya kira semua anak di dunia selalu ingin membahagiakan orang tua mereka. Namun, terkadang cara mereka salah. Ada yang membahagiakan orang tuanya dengan mengejar kesuksesan, lalu melimpahi orang tua mereka dengan materi. Ada pula yang berpikir bahwa dengan menjadi” orang terpandang” dapat membahagiakan orang tua mereka. Saya tidak setuju dengan kedua contoh pemikiran itu. Bagi saya, bahagia orang tua adalah ketika melihat anak-anaknya bahagia.

Jika kamu bermimpi menjadi pekerja seni, lalu kemudian kamu berhasil menggapainya, orang tuamu akan berbahagia. Bila kamu ingin membuka usaha (wirausaha), lalu hal itu menjadi kenyataan, maka orang tua mu juga akan bergirang hati. Mereka akan merasa bahagia karena kamu berbahagia. Sederhana, bukan?

Lalu, bagaimana dengan orang tua yang tidak setuju dengan panggilan hidup atau pekerjaan anak-anaknya? Mengapa mereka tidak berbahagia dengan pilihan anak-anaknya? Saya rasa mereka bukan tidak berbahagia.  Mereka hanya belum atau tidak mengerti bahwa ternyata pilihan itulah yang membuat anak-anak mereka berbahagia. Mereka cuma salah paham. Mereka berpikir bahwa ada pilihan lain yang dapat membuat anak-anak mereka lebih berbahagia. Namun, pada waktunya mereka juga akan tahu. Mereka akan mengerti bahwa dengan pilihan itulah anak-anak mereka berbahagia. Bahagia mereka tetaplah melihat anak-anak mereka bahagia.

Jadi, apa yang membuatmu bahagia? Banyak uang, lalu jadi konglomerat? Berhasil menjadi profesi yang kamu inginkan? Bisa keliling dunia?  Bertemu dengan idola? Ya, semua itu memang bisa membuat kita bahagia. Namun, menurut saya, bahagia harus lebih dari itu. Bahagia bukan hanya sekadar berujung untuk diri sendiri, namun juga orang lain.

Saya pribadi amat berbahagia jika dapat menjadi berkat bagi sesama, bahkan bangsa Indonesia, lewat pekerjaan saya nantinya. Bahagia teman-teman pun sebaiknya lebih dari kebahagiaan pribadi, bukan juga hanya untuk membahagiakan orang tua dan keluarga. Namun, bahagia yang mencakup lebih luas: sesama dan bangsa. Di sana, orang tua juga termasuk di dalamnya. Dan dengan bahagia yang berguna bagi sesama dan bangsa itulah, kita membahagiakan orang tua. Alangkah indah, bukan?

Jika bahagianya mama adalah melihat saya berbahagia, maka membahagiakan mama—dengan mengasihinya, menghormatinya, menghargainya, dan mentaatinya—juga termasuk dalam bahagia versi saya. Ya, sesederhana itulah kasih. Selamat membahagiakan orang tua kita :)

3 comments:

  1. bahagia kalo tulisanku dipublish di majalah hehee

    ReplyDelete
  2. Bahagia bagiku kalau bisa bermanfaat bagi orang lain....!!!! smangatss

    ReplyDelete
  3. bahagia itu kalau gak menderita.
    btw, kebahagian orang uda perlu juga dibahas tuh.

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar. Kritik dan sarannya sangat bermanfaat buat saya. Terima kasih :)