Spontan saja air mata saya menitik membaca status facebook
mama, yang berbunyi seperti di atas. Haru bercampur rindu, begitulah lukisan
perasaan saya ketika melihat untaian kata beliau. Ah, begitu tulusnya kasih
orang tua kepada anak-anaknya. Mama memikirkan kami—saya dan adik saya—dan saya
rasa bukan hanya sekali, namun selalu. Tak cuma mama, saya yakin papa pun juga
menyayangi kami, anak-anaknya, sebegitu besarnya.
Saya kira semua anak di dunia selalu ingin membahagiakan
orang tua mereka. Namun, terkadang cara mereka salah. Ada yang membahagiakan
orang tuanya dengan mengejar kesuksesan, lalu melimpahi orang tua mereka dengan
materi. Ada pula yang berpikir bahwa dengan menjadi” orang terpandang” dapat
membahagiakan orang tua mereka. Saya tidak setuju dengan kedua contoh pemikiran
itu. Bagi saya, bahagia orang tua adalah ketika melihat anak-anaknya bahagia.
Jika kamu bermimpi menjadi pekerja seni, lalu kemudian kamu
berhasil menggapainya, orang tuamu akan berbahagia. Bila kamu ingin membuka
usaha (wirausaha), lalu hal itu menjadi kenyataan, maka orang tua mu juga akan
bergirang hati. Mereka akan merasa bahagia karena kamu berbahagia. Sederhana,
bukan?
Lalu, bagaimana dengan orang tua yang tidak setuju dengan
panggilan hidup atau pekerjaan anak-anaknya? Mengapa mereka tidak berbahagia
dengan pilihan anak-anaknya? Saya rasa mereka bukan tidak berbahagia. Mereka hanya belum atau tidak mengerti bahwa
ternyata pilihan itulah yang membuat anak-anak mereka berbahagia. Mereka cuma
salah paham. Mereka berpikir bahwa ada pilihan lain yang dapat membuat anak-anak
mereka lebih berbahagia. Namun, pada waktunya mereka juga akan tahu. Mereka akan
mengerti bahwa dengan pilihan itulah anak-anak mereka berbahagia. Bahagia
mereka tetaplah melihat anak-anak mereka bahagia.
Jadi, apa yang membuatmu bahagia? Banyak uang, lalu jadi
konglomerat? Berhasil menjadi profesi yang kamu inginkan? Bisa keliling
dunia? Bertemu dengan idola? Ya, semua
itu memang bisa membuat kita bahagia. Namun, menurut saya, bahagia harus lebih
dari itu. Bahagia bukan hanya sekadar berujung untuk diri sendiri, namun juga
orang lain.
Saya pribadi amat berbahagia jika dapat menjadi berkat bagi
sesama, bahkan bangsa Indonesia, lewat pekerjaan saya nantinya. Bahagia
teman-teman pun sebaiknya lebih dari kebahagiaan pribadi, bukan juga hanya
untuk membahagiakan orang tua dan keluarga. Namun, bahagia yang mencakup lebih
luas: sesama dan bangsa. Di sana, orang tua juga termasuk di dalamnya. Dan
dengan bahagia yang berguna bagi sesama dan bangsa itulah, kita membahagiakan
orang tua. Alangkah indah, bukan?
Jika bahagianya mama adalah melihat saya berbahagia, maka
membahagiakan mama—dengan mengasihinya, menghormatinya, menghargainya, dan
mentaatinya—juga termasuk dalam bahagia versi saya. Ya, sesederhana itulah
kasih. Selamat membahagiakan orang tua kita :)
bahagia kalo tulisanku dipublish di majalah hehee
ReplyDeleteBahagia bagiku kalau bisa bermanfaat bagi orang lain....!!!! smangatss
ReplyDeletebahagia itu kalau gak menderita.
ReplyDeletebtw, kebahagian orang uda perlu juga dibahas tuh.