Ya,
akhirnya saya sampai di titik ini. Sungguh tak terasa. Serasa berapa hari lalu saya
berperan sebagai mahasiswa baru—pakai pita rambut warna kuning, pakai rok
panjang, nyeletuk “Uni” atau “Uda” tiap berpapasan dengan senior, dan hal-hal
lain semasa ospek setahun awal kuliah itu. Namun, sekarang status saya sudah
berubah menjadi mahasiswa tingkat akhir. Wah, dengar sebutan itu saja sudah
berat rasanya -.-“
Seminar kolokium
sudah, seminar proposal juga. Sekarang saya sedang melakukan penelitian untuk
menyelesaikan skripsi. Setelah penelitian selesai, barulah menyusun skripsi.
Selanjutnya, seminar hasil, lalu ujian kompre. Ckck. Ternyata perjalanan saya
masih agak panjang >.<
“Sudah
sampai mana?” Sepertinya itu pertanyaan yang paling sering ditanya oleh mama
saya. Bukan mendorong untuk buru-buru lulus kuliah—tapi kalau bisa lebih cepat
kenapa tidak—, saya pikir mama pasti ingin tahu sudah sejauh mana penelitian
saya saat ini. Jujur saya bingung ingin menjelaskan bagaimana pada mama. Kenyataannya,
saya merasa penelitian saya tidak ada perkembangannya. Masih coba-coba -.-“
Ceritanya
begini… Saya dan teman-teman yang sama pembimbing I-nya, melakukan penelitian
sesuai proyek dosen pembimbing ini. Masalahnya, ada banyak hal yang belum jelas
menurut kami dalam proyek ini. Mulai dari prosedur kerja sampai perhitungan
pembuatan larutannya. Ah, masih membingungkan. Meskipun kami telah menyelesaikan
tahap try and error, tapi hasil penelitian yang kami peroleh beberapa minggu
ini masih belum sesuai harapan. Ah -.-“
Masalah lainnya,
ternyata judul skripsi saya dan teman-teman satu bimbingan ini berbeda loh
dengan proyek dosen ini. Lah, saya jadi bingung maksud dosen ini apa >.<
Masa beberapa minggu ini kami baru melakukan penelitian untuk proyek sang
dosen. Sementara penelitian kami belum sama sekali dimulai. Ah, saya
benar-benar stres setiap memikirkan ini -.-“ Namun, baru-baru ini saya
mendengar bahwa dosen ini berniat menyamakan judul skripsi kami dengan
proyeknya. Sehingga, apabila proyek sang dosen—yang sedang kami kerjakan ini—selesai,
penelitian kami juga selesai. Tinggal menyusun skripsi. Tapi, itu juga belum
pasti. Kami serasa masih digantung—tak jelas. Padahal laboratorium semakin
sepi. Teman-teman satu laboratorium udah pada mau selesai dan sudah ada yang
selesai penelitian. Ah, iri rasanya >.<
Penelitian ini
benar-benar menyita pikiran saya, rasa-rasanya semangat menjadi surut mengingat
pergumulan ini. Belum lagi fisik pun juga kena sita. Bayangkan? Saking
melelahkannya penelitian itu, tiap pulang penellitian saya selalu langsung
terkapar di kasur—tidur dari sore hingga malam. Parahnya, malamnya saya susah
tidur tepat waktu. Alhasil, beberapa hari ini saya baru bisa tidur hingga
hampir subuh. Menyiksa >.<
Tapi, saya
sudah tak seegois sebelumnya kok. Sebelumnya saya benar-benar membiarkan tubuh ini
begitu saja, mau habis ya habislah. Terserah saja lah. Ya, begitu pikir saya
karena sudah terlampau lelah. Namun, saya sudah menyadari bahwa saya salah. Saya
ingin menjaga tubuh pemberian-Nya ini. Jadi, meskipun mual dan tak enak, saya
minum susu sebelum dan sesudah penelitian. Tak hanya itu, saya juga
mengkonsumsi suplemen makanan agar tak “tewas” seperti sebelumnya. Ya, saya
harus kuat!
Hal baiknya
dari penelitian ini adalah kami melakukannya di Laboratorium Pengujian dan
Penelitian PT Semen Padang. Alasan sang dosen membawa kami kesini adalah karena
kelengkapan peralatannya, sehingga tak harus mengantri memakai alat seperti di
laboratorium kampus saya. Meskipun disana kami tidak mempunyai ruangan— numpang—tapi
memang penelitian jadi lebih cepat selesai. Tak hanya itu, kami juga bisa
memperoleh wawasan dari karyawan yang bekerja disana. Amat-amati dan
tanya-tanyai, itu juga beberapa aktivitas lain kami disana :D
Berikut foto-foto disana :
Sekilas gambaran Laboratorium Pengujian dan Penelitian PT Semen Padang
Saya (baju biru) dan Silvi (teman satu bimbingan) :D
Saya dan Rina (teman satu bimbingan) numpang foto di depan Dep. Rancang Bangun & Rekayasa PT Semen Padang :D
Tidak ada
kata yang tepat untuk menggambarkan betapa lelahnya kami melakukan penelitian
ini. Namun, saya ingin menikmati penelitian ini. Saya ingin berusaha menikmati
setiap kelelahan ini, kemumetan pikiran oleh karena ini, dan juga
pelatihan-pelatihan diri—melatih kesabaran, emosi. Ya, menikmati dan tidak
menjadikannya hanya sekedar rutinitas. Saya mau melakukan yang terbaik dan
dengan segenap hati dalam hal apapun, termasuk penelitian ini karena saya tahu
bahwa Ia selalu menyertai dan sudah begitu baik pada saya. Jadi, tidak ada yang
“terlalu” untuk diberikan pada-Nya, bukan? :) Hwaiting!^^
semoga cepet jadi sarjana ya.
ReplyDeleteSangat berharap begitu, mbak :D
DeleteSerasa lg promosikan suatu produk "susu dan suplemen",fan..
DeleteTp, b'hasil di "cut"..:D
Tetap smgt,fan..:)
Ga ad yg sia2 kQ,kalo Qt ngerjain'a dgn tulus..
Apapun yg akan jd k'putusan'a ntr..:)